Pages

Saturday, June 2, 2012

Hanya Untuk Saat Ini

Selamat malam. Entah kenapa rembulan malam ini tak bersinar. Sembunyi di balik kumpulan kelam kapas - kapas langit. Kompak dengan bintang yang seakan menghilang. Tercuri dari langit. Penjahat semesta sepertinya sedang beraksi memadamkan langit di lembayung senja hari ini. Gelap.

Aku menepi sendiri. Di bawah sebuah tiang kenangan. Aku terduduk, sepi, sendiri. Aku tak ada teman. Peninggalan jejak cerita lama yang kini hanya jadi peganganku. Ironi, aku tertahan oleh cerita lalu. Masih ada kamu ternyata di sela hidupku.

Penghapus memoriku sepertinya tak bekerja dengan baik. Bekas - bekas goresan senyummu bahkan masih tergambar jelas. Hangat dan menenangkan. Senyuman yang membawaku terpuruk dalam keindahan. Tapi terhempas dalam kesedihan ketika aku mengingatnya. Kontradiktif.

Kalau aku boleh menyapa. Apa kabar dirimu disana ? Jangan menoleh. Sapaan itu untukmu ! Masakan kau lupa dengan nada suaraku. Bukannya dahulu kita pernah bersenda gurau. Berbagi cerita. Bertukar nada - nada yang dikeluarkan pita suara dari bibir kita. Aku tidak rindu itu kok saat ini. Aku hanya cuma sekedar mengingatkan. *senyum getir*.

Hei cerita lama. Bolehkah kau datang padaku saat ini ? Tak perlu dengan pertemuan nyata. Datang saja ke mimpiku. Hampiri aku di perjalanan tidurku. Aku tak memohon, hanya sekedar meminta.
Hanya untuk saat ini. Hanya untuk malam ini. Bila memang sempat. Datang saja ya, tak perlu izin permisi, aku sudah menunggu sedari tadi. Sekali lagi. Hanya untuk saat ini.