Pages

Monday, February 11, 2013

Hai Mesin Putih Kecilku

07 : 40 AM. Pagi - pagi sesaat setelah mencoba untuk menyadarkan diri
Masih sedikit pening sisa demam kemarin malam yang masih menggelayut

Selamat pagi,
Ngomong - ngomong pagi ini kok kelihatannya semuanya muter - muter ya. Gempakah? atau memang kepalaku saja yang sedang banyak bintang - bintang berkeliling di atasnya?
Kalau menyadari hal ini, aku teringat dengan Crash Bandicoot. Serigala merah musuh besar Dr. Neo Cortex, yang isengnya setengah mati tapi selalu menjadi tokoh yang baik, mengalahkan para racer uka - uka Indian hitam di lintasan permainan CTR.

Berbicara CTR, aku hanya mengingat satu konsol permainan favorit masa kecilku. PS 1. Playstation 1.

Ya bukannya aku seorang yang tak bermain di luaran layaknya anak komplek seharusnya, toh aku juga masih suka main kelereng, bulutangkis, dan tentunya bola plastik di waktu sore saat sejak kecil dahulu. Tapi bila ditanya permainan yang terfavorit. Ya dengan lugas aku menjawab PS Satu!

Diawali dari hadiah kenaikan kelas dengan rangking 5 besar yang memuaskan. Papa membelikan sebuah kejutan mesin putih kecil sebagai penghargaan. Tak pernah disangka, karena menurutku dulu. Sebuah konsol PSOne, hanya bisa aku mainkan di rumah seorang teman yang kaya, ataupun  harus merengek minta uang untuk bermain di rental. Tapi siapa sangka, seorang ayah yang baik memberikan yang terbaik untuk mendapatkan senyum terbaik di wajah anaknya yang dia sayangi. Thank dad, for this PSOne.

Seminggu penuh, console ini selalu aku mainkan. Dan barang tentu aku kena omel mama. Yang selalu menegurku untuk tahu waktu dalam memainkannya. Ya mau gimana lagi, ada semacam addict effect yang mencandu ke dalam otak seorang bocah kecil. Mandi dan makan pun rela tak dilakukan agar dapat waktu lebih untuk memencet joystick dan menamatkan game yang ada.

Tapi jujur, sepanjang aku main PSOne. Hanya ada satu game yang tamat, itu juga harus memakai bantuan Gameshark, CD penuh cheat yang memberi bantuan ekstra untuk menyelesaikan masalah dalam permainan. Resident Evil : Nemesis, adalah satu - satunya game yang tamat dengan susah payah dan dimainkan dengan takut - takut.

Kini sudah ada PS3. adik dari console PSOne, dan PS2. Adik terakhir sementara mesin permainan ini tak kupunyai. Ya di samping alasan console + game PS3 yang mahal, aku tak terlalu membutuhkan lagi mesin permainan, aku juga bisa menginstall permainan PS3 di laptop.

Aku sepertinya terbawa memori masa kecil, huh. Dan rasanya bintang - bintang di kepalaku sudah hilang. Sudah saatnya aku lari lagi, menemani Crash Bandicoot bertualang mencari kristal mulia uka - uka yang diincar juga oleh komplotan Dr. Neo Cortex.

Tapi sebelum aku menutup surat ini. Aku berterima kasih kepada papa yang sudah memberikan console PSOne pada saat aku kecil dulu. Sehingga aku bisa mendapatkan sensasi permainan elektronik buatan SONY yang mendunia ini. Thank Dad, Thank PSOne.

Ditulis dengan kenangan kepada mesin kecil putih PSOne yang kini sudah rusak dan telah diloakkan. Hiks :'(

SC

Friday, February 8, 2013

Senyum Ngga Jelas

11 : 11 AM. Pagi ngga siang juga nanggung.

Ah! Aku benar - benar dibuat gila. Malam tadi kamu benar hujamkan lagi kenangan yang pernah ada. Ya, awalnya memang aku memancing, tapi siapa sangka kau yang menangkapku dalam perangkap memori cerita kita. Ah!, aku mau lagi mengulangnya.

Kemarin malam. Tak henti kita bercerita tentang kisah yang telah lewat. Di saat jemari masih bertaut, dan hati masih saling berdampingan. Di saat senyum selalu merekah dan sukacita bisa pupuskan kesal karena kesalahan bodoh yang terkadang terjadi. Tak ada rasa duka, hanya ada euforia kesenangan jatuh cinta.

Seakan berputar kembali ke waktu dahulu. Tak perlu mesin waktu dan pintu kemana sajanya doraemon. Hanya perlu satu kotak pesan di satu benda elektronik yang tergenggam. Semua kenangan cinta saling tersampaikan. Mewakili rindu yang menderu menyerukan keinginan untuk bersama lagi. Sialan! Sensasi pengen balikan gara - gara letupan kenangan yang luber hingga sampai ke hilir hati

Diawali kata maaf, lalu saling melempar kata rindu, dan setelah itu saling berucap pujian kasih yang melambungkan perasaan ke awan tertinggi. Sial! Kamu pintar sekali menghujamkan aku kembali ke daerah kekuasaan cinta kamu. Kamu pemain kenangan yang kembali membuncahkan rasa hatiku padamu yang dahulu sempat redup.

Ah! Gila! Aku benar - benar tergelitik mengingat malam tadi. Senyummu terbayang dari rentetan kata yang berbaris rapih di pesan singkat yang semalam kau kirimkan.
Damn! Senyumku pagi ini benar - benar lambangkan rasa rindu ingin menyatukan bagian hati yang terpisah dahulu, sama kamu.

*senyum - senyum bego sendiri*

Ya sudahlah, yang penting aku tak mengingkari. Aku senang semalam ketika kau memainkan kenangan menjadi satu hal yang membangunkan kembali semangat cinta dan hidupku.
Ehm, semoga saja kalimat "aku sayang kamu" yang dahulu sering aku ucapkan, akan segera aku ucapkan lagi kepadamu yah.

Ya sudah. Aku mau senyum - senyum sendiri lagi baca smsmu.
Ciaooo

Ditulis dengan senyum - senyum ngga jelas sendiri

SC

Thursday, February 7, 2013

Garuda di Dadaku

7 Februari 2013
Jam 16 : 49

Selamat sore kepada para pemain Timnas Indonesia yang terhormat beserta staf.
Apa kabar? Sudah bertolak dari Dubai pulang ke Tanah Air? Tak usah memamerkan tundukan kepala ketika menginjak Tanah Pertiwi ini, tapi tegakkanlah kepala dan busungkan dada, bahwa hasil kekalahan kemarin adalah hasil terbaik yang telah kalian berikan. Kalah terhormat adalah tema dari keberhasilan kalian membuat frustasi para pemain Irak yang level FIFAnya jauh di atas kalian. Hanya kalah 1 poin para abang, om, dan mas pembela Panji Garuda.

Kalian pahlawan negara ini. Kalian berjuang keras untuk tetap bertahan di pertandingan Pra Piala Asia group C, dikeroyoki oleh raksasa - raksasa Asia macam Irak, Arab Saudi, dan China. Kalian masih bertaji untuk tetap berkompetisi, di tengah kekalutan dan ketidakjelasan sepak bola Indonesia. Kalian masih bernyali di tengah kelimbungan para petinggi sepak bola dalam negeri yang hanya mementingkan ego diri sendiri. Kalian adalah korban orang - orang sok hebat yang membawa hegemoni kecintaan rakyat sepak bola Indonesia ke pentas Asia.

Wahai Irfan Bachdim cs. Perjalanan baru dimulai. Pertandingan pertama melawan Irak adalah langkah awal. Tetaplah kuat dan semangat. Pertandingan kemarin membuktikan bahwa kalian bisa bertahan menahan gempuran sporadis ala Timur Tengah. Terbukti Mr. Diego pelatih Timnas Irak memuji kedisiplinan permainan kalian. Berbanggalah! Kalian dapat menahan tim sekelas Irak lebih dari 1 jam.
Frustasi dan cemas meliputi garis wajah ala sheik tersebut, hanya sedikit kesalahan fatal saja yang menjadi gol tunggal pertandingan kemarin yang menjadi hadiah mereka.
Tak apa, prestasi baru kalian ukir di Dubai sana. Kalah hanya 1-0 menjadi catatan tersendiri bagi sepak bola Indonesia.

Timnas Indonesia. Para pemain bertalenta hebat kepunyaan Merah Putih. Tetaplah berjuang menerbangkan Garuda setinggi langit.
Hai Andik dan Okto teruslah berlari kencang menyusuri sisi lapangan.
Hai Irfan Bachdim pintar - pintarlah mencari celah untuk membobol gawang lawan.
Hai mas Wahyu dan Handi Ramdan, tetaplah kuat menjaga pertahanan Indonesia.
Hai bung Endra Prasetya tetaplah hebat di bawah mistar menjaga keperawanan gawang Timnas Indonesia.
dan kepada semua pemain lain beserta staf. Tetaplah hebat kalian membawa martabat Indonesia kembali ditakuti di ranah persepakbolaan dunia.

Yang terakhir, aku memohon dan meminta. Kepada para petinggi sepak bola Indonesia. Kepada bapak - bapak berdasi dan berduit. Sudahlah, turunkan ego dan kepentingan diri sendiri. Jangan cuma berpikir untuk wajah dan perut pribadi, tapi sadarlah bahwa wajah sepak bola dan kebanggan Indonesia yang kalian urusi. Jangan buat masalah lagi. Sadarlah dan kembalikan sepak bola negeri ini ke jalan yang benar.
Kami merindukan Timnas Garuda terbang lagi! Timnas Merah Putih berkibar lagi! Kami ingin Indonesia berjaya lagi! Di pentas sepak bola dunia ini!

Demikian surat cinta saya kepada para pemain timnas dan para pejabat berdasi pengelola sepak bola negeri ini

Garuda di Dadaku!

Yo ayo, ayo Indonesia, ku yakin, KITA PASTI MENANG!

SC

Tuesday, February 5, 2013

Hi Officer

Good morning,
Jam 08:07 ketika kata-kata dalam surat ini mulai berbaris

Perkenankan saya untuk ucapkan "Hai" kepada anda
Tuan Hustle, Loyalty, Respect. Seorang who'll never say give up!

John Cena
Hai, JOHN CENA!

Yuph, I'm a big fan of you! The multi-talented wrestler from WWE.

Izinkan saya menulis kepada anda Tuan U Can't See Me.

Namun maaf sebelumnya, tapi surat ini bukan kepada anda sebenarnya, tapi kepada anda yang satunya, kepada anda yang memainkan peran seorang officer di salah satu film anda, kepada karakter fiksi anda. Jadi biarkan saja surat ini tersampaikan kepada seorang Officer Danny Fisher, tokoh yang anda perankan yang juga saya kagumi. 
Berikut surat ini saya tuliskan.

Kepada, Officer Danny Fisher
Salam hormat saya kepada anda.

Apa kabar Pak Officer? Semoga anda sehat selalu. Bagaimana kabar New Orleans? Apa kejahatan semakin merajalela? Atau anda sudah bisa menaklukan para bandit-bandit pembuat onar di bawah kaki anda? Bagaimanapun keadaannya, saya yakin anda pasti bisa menyelesaikan segala macam kriminalitas di kota tersebut.

Oh iya, bagaimana kabar istri cantik anda? Mrs. Molly Porter. Masih tetap sehat dan cantik kan? Saya harap sih seperti itu. Jagalah istri cantikmu itu pak officer, dia benar-benar seorang istri yang membanggakan. Seorang istri yang perhatian dan mencintai engkau, dan yang pasti dia rela untuk membetulkan pipa wastafel yang rusak, yang seharusnya kau kerjakan tapi selalu kau tunda. Sadarlah, Molly sangat berharga kan, Officer Fisher!

Officer Fisher. Surat ini sebenarnya adalah surat kekaguman saya. Surat kepada anda seorang polisi yang mempunyai istri cantik yang sangat mencintai anda. Tentu, saya sedikit iri. Tapi bukan karena saya ingin memiliki istri anda ya, melainkan melihat dan mengagumi betapa hebat kalian sebagai pasangan.
Molly seorang istri yang rela memberikan apapun untuk kebahagiaan anda dan keluarga, begitu juga anda yang berani bertaruh nyawa ketika Molly diculik seorang penjahat bernama Miles.

Oh iya, kalau boleh tahu. Apa perasaan anda ketika penjahat seperti Miles, yang menaruh dendam terhadap anda menculik seorang yang paling berarti di hidup anda? Kepanikan dan keresahan pasti meliputi ya? Secara, Molly adalah belahan jiwa anda. 
Lalu apa yang kau rasakan, ketika nyawa Molly dijadikan taruhan tebak-tebakan selama 12 ronde oleh Miles? Apa kau tak lelah dipermainkan oleh penjahat yang memang akhirnya kau bunuh di akhir cerita?
Hei, jangan cuma mesam-mesem saja anda saat membaca pertanyaan ini. Jujur, saya penasaran.
Pekerjaan anda menanggung banyak resiko, sampai-sampai nyawa anda beserta istri menjadi taruhannya, kan.

Baiklah Pak Fisher, mungkin itu saja surat saya, ya lebih tepatnya rentetan pertanyaan wawancara kepada anda. Bila memang anda punya waktu senggang di sela tugas anda menjaga keamanan, bolehlah anda menjawab pertanyaan-pertanyaan itu.

Dan, oh iya satu lagi pak. Saya dengar-dengar film 12 rounds, akan ada lanjutannya ya di tahun ini? Tapi kenapa bukan anda lagi yang memerankan tokoh utamanya? Kenapa harus saingan anda di WWE RAW yang menggantikan cerita anda? Huh, padahal saya berharap cerita action lebih keren lagi dari anda di film ini. Tapi tak apalah, mungkin saja ada tugas yang lebih penting lagi yang sedang anda kerjakan.

Baiklah. Sebagai penutup.
Terima kasih sudah membaca surat ini, dan tolong sampaikan salam sayang saya kepada istri anda ya pak officer. Maaf bila surat ini kebanyakan nanyanya.
Molly Porter and Officer Danny Fisher



















Ditulis dengan penuh hormat.
Respect for Officer Danny Fisher

SC

Friday, February 1, 2013

Halo 19

Halo, selamat pagi menjelang siang.
Sudah Pukul 10:27, sudah sarapan belum? Atau mau digabung sama makan siang aja?

Surat Hari #19
Buat siapa aku harus menulis ini? Tak ada satupun yang nyangkut di otak untuk tujuan hari ini.
Ehm, 19! Aha! *tiba-tiba lampu menyala di atas kepala*

19. Angka yang mulai menjadi favorit di awal masa SMA. Tepat ketika aku mengenalmu, ya dahulu ketika aku bertemu denganmu.
Tak perlu di mention lah siapapun engkau, yang pasti kalau merujuk angka 19, pasti sebagian dari diriku akan berontak ingin kembalikan memori tentang dirimu. Seorang gadis cantik yang pernah berlabuh di dalam kehidupanku.

Hei miss nineteen, apa kabar? Kau terlihat makin bahagia. Duniamu bersama dengan lelakimu saat ini terlihat indah. Walau aku tak yakin seindah ketika dirimu bersamaku. Maaf aku berani berasumsi, tapi ya biarkan saja, toh aku yakin masa paling bahagiamu itu saat bersamaku, sama seperti aku yang mengakui dirimu adalah pencapaian paling indah yang pernah tergapai.

Halo 19. Kalau ditilik dari tanggal, ada dua kisah manis yang terkuak. Tanggal bertepatan saat dahulu kau mulai merajut cerita cinta nan manis bersamaku, dan tanggal ulang tahun gadis terbaikku hingga saat ini. Ya, dan 19 kini menjadi angka mujur yang terkadang terlalu aku agungkan, ya karena kamu.

Baiklah, hai dirimu. Mungkin saja kau membaca ini, tapi bisa saja tidak. Mau bagaimanapun itu aku tetap berterimakasih padamu, karena sempat menggoreskan warna di kanvas tertinggi hati ini. Terima kasih atas bekas kasih yang masih terasa ya.

Dear 19. Tetaplah bahagia dengan hidupmu. Tetap pintar dan jago nyanyi ya, siapa tahu nanti kita bertemu lagi dan kau bisa jadi kekasih merangkap jodohku. #halah.

Baiklah, teruntukmu gadis yang mengukir angka 19 menjadi angka spesial bagiku

Dengan cinta

SC