Pages

Thursday, February 27, 2014

Cepe

27 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Halo Nona. Surat hari ini tidak akan terlambat seperti surat terakhir kemarin. Ya maafkan saja yang lalu ya. Hari ini aku mencoba untuk menyelesaikan tanggung jawab tepat pada waktunya.

Aku mau membahas apa ya hari ini? Jujur aku rada sedikit bingung. Ya, kamu tahu aku kan. Aslinya pendiam, dan tidak banyak bicara.

Oh iya, apakah di daerah rumahmu hujan sepanjang pagi dalam kurun 2 hari ini? Karena di rumahku begitu. Entah apa maksud atau pertanda dari Tuhan melalui semestaNya, menurunkan hujan di pagi hari menggantikan titik embun sejuk yang selalu merajai intip-intip matahari. Tapi, mari kita imani saja, apapun yang dikerjakan olehNya, merupakan sesuatu yang luar biasa melebihi akal, pikiran, serta kemampuan manusia.

Nona, kau tahu. Judul suratku di atas. Cepe, alias 100. Yihaaa \o/

Apanya yang 100? mungkin kau bertanya-tanya. Mari aku beritahu. Ini adalah postingan ke-100 di blog "Melancholy Essay" ini. Ya, buatku ini adalah suatu raihan pribadi. Kamu tahu sendiri, aku orang yang tidak betahan untuk bertahan di suatu blog. Kamu pun tahu sendiri, sudah banyak blog berlumur "dosa"ku yang bergelimpangan di ranah maya, menjadi usang, dan dijejali banyak sarang laba-laba.

Prestasi yang aku torehkan ini semakin lebih bermakna lagi dikarenakan postingan ke-100ku bersama denganmu. Melalui program #DuaHati dalam event #30HariMenulisSuratCinta gubahan @poscinta. Aku berhasil mengukir sejarah, dan membuktikan setia untuk tetap membuat blog ini tetap bernafas.

Indah ya, membuat tulisan ke-100 untuk seorang kekasih hati. Tjeileh.

Ya sudah sayangku. Aku senang bisa menancapkan postingan ke 100 di blogku ini, terlebih berbentuk surat yang kusarangkan padamu.

Maka dari itu, aku harap engkau bisa menerima surat ini pun dengan sukacita dan senang hati. Agar kebahagiaanku bisa menulari dirimu, dan engkau pun bisa bahagia menjalani hari ini.
Karena, tak bisa disangkal bukan. Sukacita merupakan penawar bagi setiap macam pergumulan kehidupan.

Sekian suratku hari ini.
Bahagialah!

Tuan yang berhasil nulis postingan ke-100

Wednesday, February 26, 2014

Surat Terlambat

26 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Ya seharusnya surat ini aku tuliskan tanggal 25 Februari 2014. Tapi, ya dikarenakan kemarin itu aku terlalu banyak yang harus dikerjakan (padahal mah ga ada kerjaan), aku malah lupa menulisimu surat. Ya, mau bagaimana lagi, namanya lupa, ya tidak ingat.

Okay, nona. Aku mulai saja surat terlambat ini.

Di surat terakhir kamu membahas geng motor ya. Non, kau tahu. Aku sebenarnya tidak terlalu bermasalah dengan geng motor penyebab huru-hara yang meresahkan warga bekasi dan sekitarannya. Ya, jujur, walaupun aku memang terkadang was-was sebab ulah mereka. Tapi menurutku, dengan kewaspadaan yang tinggi dan tidak berbuat nyeleneh di jalan. Aku rasa geng motor itu juga males nyerang orang yang tidak menarik perhatian, di samping perawakan aku yang terkadang mirip pimpinan mereka. Tidak, aku tidak menyeramkan, aku hanya lebih punya kharisma yang menundukkan. Tjeileh.

Jadi santai saja. Asalkan aku bisa menjaga diri dengan baik. Aku pikir, geng motor itu tidak akan mencelakai aku. Di samping itu, banyak orang termasuk kamu yang selalu mendoakan keselamatan aku. Dan aku pikir juga, Tuhan belum menyelesaikan skenario kehidupanku. Dia tidak akan tega, menyelesaikan cerita kehidupanku di tangan geng motor. Aku pikir sih.

Beralih dari geng motor. Mari kita bahas soal perkuliahan. Aku tahu kita sedang masuk masa libur yang sangat tidak seimbang dengan jumlah masa aktif perkuliahan. 6 bulan panjang, harus dibayar dengan 1 minggu yang singkat. Tapi untungnya aku tidak terlalu mempermasalahkan, karena selama 6 bulan yang panjang itu pun aku juga jarang masuk ke kelas sih.
Ehm, kamu tahu. Aku penasaran dengan Indeks Prestasiku. Naik tidak ya, aku harap sih naik walaupun barang sedikit. Ya kiranya aku masih tetap bertahan di angka 3komasekian. Menurutmu, IPmu gimana?

Ya sudah, sepertinya surat terlambatku hari ini sampai sini dulu. Ya aku kira tukang pos Dua Hati ku bakal menjitak aku karena terlambat mengirimkan surat. Tapi tidak apa-lah. Dijitak tukang pos, tidak sesakit tidak menerima surat balasanmu.

Sampai sini dulu yaa,
Ciao

Tuan penulis surat terlambat. (Maafin yaaa nona, dan juga kang pos. *sungkem*)

Sunday, February 23, 2014

Urusan Si Gigi Bungsu

23 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Ah, aku tidak kaget surat Smurfettemu kemarin akan kau tuliskan untuk membalas surat RoboCopku. Ehm, bukan aku sok tau, tapi sudah cukup lama aku bersama denganmu. Sudah barang pasti, bila diizinkan untuk memakai film yang kau suka alih-alih membalas surat. Kau tanpa ragu akan mengambil makhluk biru kecil-kecil yang selalu terlihat bahagia, bernama Smurf. Okay, sekarang mari kita beralih membahas hal yang lain lagi.

Kau tahu sendiri. Sesungguhnya, aku bukanlah orang yang mempunyai segudang tema, yang dapat dilempar dalam meja pembahasan surat-menyurat kita. Kau tahu sendiri bahwa aku pria pendiam, yang apa-apa sering dipikirkan sendiri, dan setelah itu mumet kemudian uring-uringan tak jelas.
Tapi kau tahu sayang, demi kamu. Aku akan terus mencoba mengulik apa saja yang bisa kita bahas, agar surat ini terus berjalan hingga akhir nanti.

Hmmm *aku berpikir*

Apa ya? Sebenarnya di Minggu sore ini, tidak ada yang bisa aku bahas. Bukan, bukan karena aku tak mau melempar bahasan. Tapi, ini lebih ke sakit gigiku yang nyut-nyutan. Si bungsu dari clan geraham, keluarga gigi, baru mau muncul dan seperti pada umumnya, kehadirannya membuat ulah dan nyeri yang tak bisa dikilah.
Tapi aku tak keberatan dengan ini semua. Masa-masa tumbuh gigi bungsu adalah fase wajar yang akan selalu dialami oleh setiap manusia (yang tentunya memiliki proses pertumbuhan gigi pada umumnya). Dan kata orang-orang, tumbuhnya gigi bungsu merupakan salah satu tanda bahwa masa usia dewasa sudah mengintip di depan pintu. Lalu bila si bungsu itu sudah merapat bersama gigi-gigi lainnya, saat itulah, fase usia dewasa lainnya telah dimulai.

Sedikit berkhayal. Kalau hubungan kita diandaikan sebagai proses pertumbuhan gigi. Sesungguhnya kita sudah cukup dewasa. Sudah banyak nyeri-nyeri akibat gigi cinta tumbuh di antara kita. Pertumbuhan cinta, selalu diiringi dengan pendewasaan diri masing-masing. Dimana satu sama lain semakin menurunkan ego masing-masing, demi perwujudan kebersamaan yang indah.
Nah, kalau sudah seperti itu. Segala macam tujuan yang sudah direncanakan pasti akan berjalan dengan baik. Karena menurutku, kedewasaan merupakan modal untuk dipercaya menampuk tanggung jawab besar yang lain lagi dalam perjalanan cerita kita nanti.

Ya, jadi. Semoga kau bisa mengerti isi surat ini. Aku mencoba untuk menyambungkan problema nyeri gigi bungsuku ini dengan pendewasaan perasaan kita. Ya penjelasannya seperti tadi. Ya, ribet memang, tapi aku yakin kamu mengerti.

Baiklah, sudah dulu ya. Sepertinya si gigi bungsu ini sedang cari perhatian. Nyerinya memang timbul-hilang, sama kaya konflik-konflik kecil pemersatu kita. Hehehe :)

Selamat Hari Minggu, Kitty

Ini suratku hari ini,

Tuan yang sedang tumbuh gigi geraham bungsu.

Friday, February 21, 2014

Intisari RoboCop

21 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Pertama-tama aku ingin luruskan ada sedikit kesalahan dari pengertian yang kau ambil perihal surat terburu-buruku kemarin. Ya, aku akui terdapat kesalahan judul pada suratku. Dengan mengenakan kata "Tidak". Padahal isi surat singkat itu menjelaskan bahwa aku "Belum". Kau paham, mengenai "Tidak" dan "Belum" itu merujuk pada pembicaraan mimpi yang kau bahas hampir selama 3 surat belakangan ini.
Jadi untuk meluruskan pandanganmu, aku menyatakan bahwa aku BELUM memimpikan seperti apa yang kau impikan.

Baiklah, aku harap kamu mengerti penjelasan di atas, dan tidak menyangkakan lagi, kalau Tuhan kejam sekali kepadaku sampai-sampai tidak memberikanku "mimpi indah" tersebut. Karena seperti yang kamu ketahui dari suratku sebelumnya, aku ini pemimpi yang cukup ulung, jadi mengenai masalah mimpi-mimpian, aku kira merupakan anugrah yang Tuhan berikan padaku untuk bisa aku imajinasikan seluar-luar-biasanya. :)

Oh iya sayang, kau tahu. Kemarin kita habis nonton RoboCop. Detektif Murphy yang merupakan manusia diberikan tubuh robot. Alih-alih untuk menumpas kejahatan, malah teknologi tersebut disalahgunakan oleh pimpinan perusahaan yang hanya ingin mengeruk keuntungan. Oh iya, tidak, disini aku tidak akan membicarakan film tersebut. Yang ingin aku sampaikan disini adalah; Mengulas dari film tersebut, ternyata hal terpenting manusia ada dua: Pikiran dan Perasaan. Keduanya merupakan alat pengambil keputusan gubahan Tuhan yang luar biasa dahsyat.

Okay, lalu hubungannya apa dengan surat kali ini?

Tidak, jangan mendelik dulu. Jangan berpikir aku mau jadi RoboCop ya walau sebenarnya keren juga kalau bila seperti itu, dengan tubuh lengkap pastinya. Begini, kita berdua paham. Tuhan secara genetika sudah menempatkan perasaan dan pikiran kita di tubuh masing-masing dengan porsi yang berbeda. Kamu yang perasa tapi juga pintar, aku mungkin cuek tapi terkadang cerdas kalau lagi kepepet. Nah, kedua hal itu lagi-lagi merupakan modal besar untuk kita bisa saling mengerti satu sama lain loh.

Begini. Aku mungkin cuek, segala hal yang terlihat ribet biasanya malas aku pikirkan, bahkan aku cenderung lebih mencari jalur yang sederhana. Tapi, di balik semuanya itu, janganlah sampai kamu merasa bahwa aku mencueki kamu dengan perasaanmu yang luar biasa itu. Karena kau tahu, di balik kecuekanku, aku berpikir banyak cara sederhana tapi berkesan untuk menumbuhkan terus segala rasa-rasa bahagia di antara kita.
Nah, itulah penjelasanku di surat ini mengenai film RoboCop yang kita tonton kemarin.

Nah, sekarang aku mau bertanya kepadamu. Tadi aku sudah menjelaskan bagaimana dua elemen utama luar biasa manusia, pikiran dan perasaan bisa bekerja luar biasa dalam hubungan kita; Aku si cuek dan pinter kalau lagi kepepet ini, menggunakan dua anugrah Tuhan itu dengan sedemikian mungkin untuk perjalanan cerita kita. Kamu bagaimana, nona perasa dan pintar?

Ditunggu penjelasannya, dan bila memang kamu malas jawabnya, tak apa, cari saja film lain yang pernah kita tonton untuk dibahas dalam suratmu. Sederhana, kan? Iya dong, Tuan :p

Sudah dulu yaa, Ciao

Tertanda,

Tuan cuek dan suka kepepet

Wednesday, February 19, 2014

Aku Tidak Punya Mimpi

19 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Halo nona surat hari ini akan sangat singkat. Kamu tahu sendiri kan aku sedang riweuh sendiri mengurusi organisasi kita yang butuh dimanja ini.

Kamu tahu sayang aku bukan tidak mau bercerita mengenai mimpiku, tapi kau tahu sendiri kan, aku memang belum bermimpi sama sepertimu sayang. Mimpiku bermimpi tentang hantu-hantuan, penjahat-penjahatan, dan petualang-petualangan.

Tapi walaupun begitu ingatlah sayang, aku mengaminkan mimpimu, dan memimpikan aminmu. Jadi bersiaplah sayang, mari kita merangkai segala mimpi-mimpi itu menjadi nyata ya.

Baiklah sayang, aku selesaikan dulu suratku. Aku sedang terburu-buru.

Aku menyayangimu, Kitty.

Tertanda,

Tuan yang sedang buru-buru

Monday, February 17, 2014

Ini Soal Kopi Susu

17 Februari 2014

Halo Adek Sins, @sinshaen
Saya memanggilmu adek karena umurmu lebih muda setahun dari saya, jadi kamu tidak bisa protes.

Okay, pertama - tama saya ingin mengetahui namamu dulu sebelum saya membahas suratmu.
Jadi, apa benar namamu Sins? Kamu tahu kan, Sins kalau di-Indonesia-kan berarti apa. Dosa, ditambahin "S" jadi Dosas. #halah.
Kamu bisa menjelaskannya dalam ranah burung biru ya nanti.

Baiklah, sekarang saatnya membalas suratmu.

@sunoesche merupakan akun twitter  saya yang mungkin dengan sangat kurang kerjaan kamu sebutkan berkali - kali hingga pada akhirnya muncullah Christian Sugiono dan Suneo di dalam bayanganmu. Maka, untuk meluruskan bayanganmu itu, sebelum tersesat terlalu jauh. Izinkanlah saya untuk menjelaskan.
Ehm, baiklah, marilah saya jelaskan;
Suno adalah nama saya, dan esche merupakan singkatan dari nama saya, S(uno) dan C(hristiawan). Nah kalau dibaca kan jadi eSChe. Jadi digabung deh, dan terciptalah akun twitter bernama seperti itu (sumpah ini ga penting, abis).

Dan mengenai perihal bayangan yang muncul seketika kamu mengulang-ngulang menyebutkan nama akun twitter saya, ini penjelasan yang mungkin bisa saya sampaikan;

Kalau mengenai Christian Sugiono, merupakan hal baru bagi saya. Jadi saya kurang bisa menanggapi bayangan tersebut. Tapi kalau dibilang Vino G. Bastian, nah baru bisa saya menanggapi. Ya maklumi saja saya mengatakan itu, dikarenakan nama saya dengan beliau mempunyai rima yang sama. "No" dan "An"
Lalu mengenai Suneo. Bayangan ini merupakan bayangan yang salah. Karena jujur, perawakan saya sama sekali tidak mirip dengan teman Giant itu. Saya lebih mirip dengan Shizuka-nya. Tapi beberapa teman saya memang sering me-meleset-kan nama saya menjadi Suneo, dan itu hal yang lumrah. Karena nama kami berdua memang hanya dibedakan oleh huruf "E" saja.

Iya, semakin tidak penting.

Akhirnya, sampailah ke pembahasan penting dan (mungkin) yang paling serius dalam surat ini. Okay, KOPI.

Anda penikmat kopi hitam garis keras, dan saya merupakan penikmat kopi susu. Kenapa saya bersikeras tidak suka kopi hitam? Karena kau tahu sendiri, kopi hitam itu pahit, dan lidah saya tidak terbiasa (dan saya tidak mau membiasakan) untuk merasakan rasa yang pahit tersebut. Nah, sebagai penikmat kopi juga, saya tetap tidak mau merasakan pahit, makanya saya memilih untuk mencampurkan kepahitan kopi dengan manisnya susu. Jadi bukan pahit saja yang diterima, tetapi ada rasa manis yang juga menggelitik di punggung lidah ini.
Ya sama seperti kehidupan, kalau kita terus merasakan pahit tanpa adanya manis, bisa - bisa kita mati berdiri diterpa segala macam cobaan - cobaan pahit yang tanpa ampun datang silih berganti.
Jadi seperti itulah alasan saya lebih memilih kopi susu dibanding kopi hitam.

Oh iya satu lagi. Kopi hitam warnanya terlalu gelap, hitam, seakan-akan kelam. Kalau kopi susu kan masih berwarna, masih ada kecerahan meneduhkan di balik kekelaman yang terasa mencekam.

Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan dalam surat saya kepadamu dek Sins. Jangan menilai surat ini dari struktur, tata letak, gaya penulisan, dan segala ke-riweuh-an lainnya. Nilailah surat ini sebagai perlambangan perkenalan dari saya sebagai tukang pos (pengganti)mu.

Mohon maaf bila ada salah - salah kata, ya namanya aja tukang pos kece, maklumin aja lah.

Tertanda,

Tukang Pos Kece,
eSChe

Menyadari serta Mensyukuri

17 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Halo nona, selamat Hari Senin. Kau tahu aku hari ini hanya di rumah saja, tapi jujur banyak sekali beban yang harus aku kerjakan. Aku tak mempermasalahkan soal menjadi tukang pos, sudah kecintaanku untuk menghantarkan cinta demi cinta banyak orang ke tujuan masing - masing, sembari juga terus menanam kasih kepada dunia yang sudah sangat sekarat ini. Aku juga tak mempermasalahkan soal perkuliahan, kau tahu sendiri, kita hanya tinggal menjalani ujian di semester ini dan sepertinya itu akan terasa sangat mudah dengan berbagai persiapan yang ada. Aku pun tak mempermasalahkan mengenai kegiatan kampus dan organisasi yang kita naungi bersama, yang di-deadline-kan semena - mena dari pimpinan kita. Jadi apa dong beban yang jadi permasalahanku? mungkin kau bertanya-tanya. Baiklah kuberitahu:
Masalahku adalah, aku lupa bersyukur bahwa Tuhan masih mempercayai banyak tanggung jawab luar biasa dalam hidupku. Aku malah terus bersungut-sungut dan menjadikan ini semua beban tanpa adanya rasa sukacita.

Ya begitu nona, setidaknya izinkan aku membuka suratku ini dengan curhatan seperti itu.

Kau tahu nona, aku sudah membaca suratmu perihal mimpi yang kau ceritakan. Itu sangat menarik, bila memang di dalam mimpi itu benar - benar aku. Ada banyak hal yang aku syukuri bila mimpi itu terjadi:

Pertama. Aku bersyukur disatukan dengan engkau sebagai ibu dari anak-anakku, sebagai istri yang menemaniku hingga maut memisahkan. Mendapati engkau sebagai pasangan hidup ke depan merupakan anugrah luar biasa lagi yang diberikan Tuhan bagiku. AnakNya yang terkadang bandel dan tidak mau dengar-dengaran akan Firman-Nya.

Kedua. Aku bersyukur di saat itu mempunyai empat pewaris takhta margaku. Pelanjut dinasti nama besarku. Titisan luar biasa dari ibu yang sangat tangguh, dan ayah yang sangat keras kepala. Tiga jagoan itu pasti akan sangat tampan dan keren di masa mereka, dan si jelita akan menjadi primadona yang rendah hati tapi mempunyai penghargaan yang tinggi akan kehidupannya. Suatu anugrah lagi yang sangat luar biasa, bila empat anak - anak kita itu nanti akan mempunyai empat adik lagi di (mungkin) mimpimu (atau mimpiku) selanjutnya.

Ketiga. Aku bersyukur dapat bersama dengan keluarga kecil bahagiaku itu sampai berada di tempat yang melatari mimpimu. Jepang, huh? Amin. Semoga saja, tempat itu menjadi bukti, bahwa segala usaha aku dan kamu membuahkan hasil yang luar biasa, dan kebahagiaan yang patut untuk disyukuri kepada Bapa kita yang Esa.

Keempat. Dan mungkin ini rasa syukurku yang terakhir perihal mimpimu. Aku bersyukur, Tuhan mempunyai cara yang halus untuk menyadarkanku. Menyadarkanku untuk sadar dan bersyukur dengan keadaanku saat ini, dan kembali lagi mengingatkan untuk segera beranjak dan membawa mimpi itu di pelataran kenyataan.

Ya, mungkin isi surat balasanku kali ini cukup. Biarlah, surat ini menjadi surat ungkapan syukur bagi perjalanan cerita kita, hingga nanti sampai ke guratan selanjutnya yang Tuhan sudah tuliskan dengan penuh kemuliaan.

Tertanda,

Tuan yang ditampar oleh kesadaran untuk bersyukur akan segala hal yang telah, sedang, dan akan terjadi.

Sunday, February 16, 2014

PakPres Gondrong


16 Februari 2014

Kepada rekan sekerja saya di BEM Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Presiden BEM Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma: Ryan Syukra Purnama ( @RyanSyukra )

Sebelumnya saya akan menghilangkan kesan formal dalam surat ini. Dikarenakan bila surat ini dituliskan dengan formal, maka tidak tepat ditujukan untuk si penerima surat. Walaupun dia Presiden BEM FEUG, tapi buat saya dia tetaplah teman, dan juga partner yang luar biasa 'dewa'nya.

Jadi saya akan memakai kata; Gue dan Lo!

JAKROM!!! ( Ini merupakan typo khas elo banget, vroh )

Gue ucapkan selamat ulang tahun, sukses selalu, semakin dewasa, panjang umur, dan jadilah pribadi yang lebih baik lagi. Tuhan memberkati.

Selamat datang di tahun pertama lo berstatuskan pria berkepala dua. 21 bukan?
Gue rasa sudah tidak perlu diragukan lagi kalau berbicara soal kepemimpinan dengan lo. Apa lagi yang mau dikata; Ketua Pelaksana Educational Talkshow 2013, Ketua Sabhawana, sampai Presiden BEM FEUG pun sudah lo kecap. Jadi kalau bicara soal kesuksesan. Sudah banyak lah prestasi yang bisa lo banggakan. Dan maka dari itu, wish pertama gue soal kesuksesan benar adanya. Lo hanya perlu melanjutkan kesuksesan lain dalam hidup lo, agar tetap menjadi seorang pria yang membanggakan terhadap diri lo sendiri, keluarga, orang sekitar lo, dan terlebih lagi Tuhan.

Umur 21 kata orang sih pijakan pertama bagi anak laki - laki menjadi pria dewasa. Ya, dewasa. Tapi, apalah dewasa itu? Toh, gue rasa soal kedewasaan pun lo juga sudah punya bekal yang cukup baik. Memang sejauh gue mengenal lo. Emosi yang lo punya terkadang meletup-letup dan sulit terkontrol. Tapi, seiring berjalannya waktu lo sudah bisa menguasai diri dan bisa memilah dimana menyalurkan emosi tersebut ke arah yang lebih positif. Ya, kalau soal dewasa ga perlu diajarin lah. Toh, gue juga belum dewasa. Kita jalanin aja masa - masa kehidupan dengan baik, dan biarlah proses pendewasaan berjalan secara alamiah.

Panjang umur dan jadi pribadi yang lebih baik: Jaga kesehatan vroh. Kurang-kurangi menghirup asap jahat itu, lo sendiri tau kan kelemahan tubuh yang menjalari lo. Jadi jagalah diri sebaik mungkin. Banyak orang yang sayang sama lo, masa lo ga sayang sama diri sendiri. Kan ble'eh namanya. Lalu jadilah pribadi yang lebih baik. Terus perbaiki sikap, ucapan, dan tingkah laku beriringan dengan bertambahnya usia.

Ya dan terakhir. Biarlah Tuhan memberkati kehidupan lo. Godspeed, vroh :))

Akhir kata selamat ulang tahun, teruslah berkarya dan, jadilah 'dewa' di dalam setiap aspek kehidupan.

Tertanda,

Wakil Presiden BEM Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma,
Suno Christiawan

Saturday, February 15, 2014

Pelajaran Coklat

15 Februari 2014
Beranjak sehari dari Val's day

Dear Nona Kitty,

Hai. Sebelumnya aku mengucapkan selamat hari valentine untuk kamu sayang. Ya, aku memang tidak menyampaikan ucapan selamat kemarin, maklumi, kekesalan dan kekeraman badanku harus aku coba tahan dan tidak berbalas dengan semua rencana yang sudah aku persiapkan. Tapi, tak apa. Yang penting aku menjalani hari kasih sayang kemarin itu bersama denganmu.

Kau tahu sayang. Perjalanan kemarin tidak terlalu melelahkan sebenarnya. Perjalananku Cibubur-Depok-Bogor-Depok-Cibubur dan yang menurutmu tanpa hasil itu sebenarnya adalah hal yang biasa aku lakukan bila memang bertemu denganmu. Badanku memang harus mengakui segala lelah yang memeluk, tapi hatiku ini beriak gembira karena rindunya tidak perlu lagi sampai ke tingkat tiada tara.
Selalu ada rindu yang terbayar bila bertemu denganmu.

Oh iya, bagaimana dengan coklat yang aku berikan kemarin. Maaf, bila aku memberinya tidak romantis. Aku tidak memberi dengan bertelut sambil mengucapkan segala rentetan kalimat puitis ala-ala pangeran melankolis. Aku tidak se-romantis itu, kaupun tahu itu. Karena buatku coklat hanyalah sebuah perlambangan perayaan, bukan sesuatu yang harus disakralkan hingga memberinya pun harus dikhususkan.

Masih berbicara tentang coklat. Aku setuju dengan pendapatmu mengenai pahit dan manisnya coklat yang membuat banyak orang maniak terhadap makanan yang satu ini. Tapi jangan lupa sayang, coklat itu selalu mempunyai kesan yang mahal dalam strata dunia per-makanan. Kita tidak bisa memungkiri hal itu bukan. Menilik hal tersebut, marilah kita bawa kisah yang sudah kita rajut berbulan - bulan ini menjadi cerita berharga yang mahal dan berkesan bagi diri kita, keluarga, banyak orang, dan khususnya Tuhan. Jadi marilah kita buat strata hubungan kita pun semakin lama semakin mahal dan berharga.

Eits, kau tahu. Coklat juga bisa lumer, tapi lumernya itu bisa kita buat lagi menjadi bahan membuat makanan lain. Coklat yang lumer bisa kita jadikan susu, krim, ataupun selai roti. Nah dari perumpamaan itu, biarlah kalau cinta kita lumer, biar lumerannya bisa menjadi kebahagiaan bagi banyak orang. Seperti konsep yang diajarkan kepada kita, diberkati untuk menjadi berkat bukan?

Baiklah, mungkin itu saja yang bisa aku tuliskan dalam surat ini. Aku mau bercerita soal coklat saja dalam tulisan kali ini.

Oiya kamu jangan terlalu makan coklat juga. Nanti sakit gigi. :)) Dan juga karena suatu yang terlalu itu memang tidak baik.

Yasudah selamat menikmati coklat valentine dariku, dan selamat hari kasih, sayang. Masih banyak hari - hari kasih ke depan yang akan kita lewati.


Tertanda,

Tuan yang makan coklat lumer di pinggir jalan

Thursday, February 13, 2014

Soal Angka

13 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Halo ada yang rindu keberadaanku ternyata. Sesungguhnya aku tidak kaget mendengar hal itu, ya aku sendiri tahu kalau aku ini memang punya kharisma dirindukan oleh kekasih yang sangat kuat. Eits, jangan berlagak tidak menerima seperti itu, soalnya aku sudah mengulum senyum nakal melihat kenyataan yang menyenangkan ini.

Ah, nona. Berbicara soal rindu, aku ingin mengemukakan sesuatu, lebih tepatnya bercerita.

Dengarkan!
Aku tahu kita hanya berjarak berkilometer, tidak sampai berbeda pulau, bahkan berbeda benua. Tapi kau tahu sayang, rentetan angka di depan kata kilometer ini merupakan angka yang ternyata sangat mengesalkan. Aku tahu aku bukan penyuka matematika, tapi aku termasuk penghitung cepat soal - soal matematika dasar yang meliputi "+ - x :" Ya aku pernah les matematika, tapi ya hanya selewatan, dan berakibat aku bisa menghitung bila menyangkut persoalan mendasar tanpa rumus yang terlalu muluk - muluk. Baiklah, kembali lagi ke persoalan jarak kita. Kau tahu, jarak kita memang segitu - gitu saja, tapi entah kenapa semakin lama terasa semakin berat tapi menyenangkan untuk dijalani. Eh, bukan, bukan, jangan kau berpikir ini hanya narasiku untuk mengatakan aku mulai jemu untuk menyambangimu. Tapi kau harus tahu sayang, jalanan dari tempatku ke tempatmu semakin lama semakin buruk. Lubang jalan dimana - mana, walaupun ditambal hanya ala kadar, sehingga membentuk lubang lagi yang semakin besar di waktu depan yang memendar. Ah, tapi apapun itu, seburuk apapun jalan itu, aku senang bila terus menyambangimu. Uring - uringan rinduku tergerus, menatap segala kangenmu yang terbayar dari pancar wajahmu tulus.

Oiya sayang, soal angka juga. Angka yang kita jalani semakin lama semakin bertambah. Halaman demi halaman pun kita jalani dengan angka yang terus naik. Kau tahu, seiring angka itu bertambah, perasaanku kepadamu juga bertambah. Dan semoga saja, kau juga seperti itu.
Ada yang tertambat di palka hatiku. Segaris tali transparan yang menghubungkan perasaanmu dengan nadirku. Lalu aku harap itu semua bisa berujung pada persatuan, di angka yang terus membesar dan tidak berujung dalam perjalanan kisah kita.

 Hmmm. Mungkin hari ini sampai sini dulu aku menulis surat. Aku harus memburu waktu, aku ditagih janji temu.

Eh, besok tanggal 14 Februari. Valentine! Aku menunggu coklatmu :))

Tertanda,

Tuan yang sedang bermain angka pada surat hari ini

Tuesday, February 11, 2014

Dengarkan Pesan

11 Februari 2014

Pagi ini terasa sangat indah, begitu juga siang yang memberikan senyuman merekah. Ya menilik peristiwa yang aku alami kemarin malam, aku hanya berharap hari ini bisa lebih baik dibanding kemarin.

Baiklah... Aku mulai

Kamu memainkan lagi memori perjalanan kita ya. 2 Surat terakhirmu memamerkan foto - foto momen dimana aku mengalihkan pandangan dan perhatianku padamu. Ya, aku ingat masa - masa itu.
Ya apalagi fotomu yang terakhir. Foto yang menggambarkan saat dimana kamu menjadi mc di salah satu acara andalan BEM FE kita periode kemarin. Ya foto itu lah yang menjadi sebab musabab pertama interaksi kita, dan berterima kasihlah foto itu layaknya menjadi kamus untuk segala aliran pembicaraan kita hingga saat ini. What a magic from a picture, huh?

Oh iya, aku kemarin sudah bertemu denganmu. Tapi, kenapa tidak sesuai dengan yang guratkan dalam isi suratmu sebelumnya ya? Tidak ada kalimat berderet yang keluar dari bibir merah mudamu. Ah, aku tahu. Kamu rindu padaku, tapi karena rindu terlalu berat dan membelenggu, lidahmu jadi kelu. Iya kan? Akui saja.
Kalau mau berbicara soal kemarin. Aku sudah seperti para calon - calon pemimpin Indonesia yang akan dipilih 9 Juli nanti, bukan. Aku terus bercuap - cuap, meyakinkanmu bahwa aku tidak mengesalkan, aku hanya bikin kangen tidak tertahan. Ya, janganlah kesal, tapi aku punya sisi magis seperti itu. Pria menyebalkan yang selalu dirindukan.

Oh iya, dengarkan pesan ini; Ada seorang yang mencintaimu, jadi janganlah bertingkah seperti anak kecil lagi.

Ehm, mungkin sampai sini dulu ya aku menuliskan suratnya.

Aku sedang sibuk menata ulang dekorasi dalam hatiku yang kini sedang bersinar kembali. Sinar yang berantakan harus dirapihkan, kalau tidak bisa menyilaukan dan malah bisa membuat kejutan - kejutan yang tidak diinginkan.

Oh iya, ini UAS terakhir. Riset Operasional. Ujian apa itu? Aku sendiri bingung
Sukses ya!

Sebelum aku tutup. Ada pesan lagi; Mengertilah apa yang dimaksud, bukan apa yang diucap. Terdengar familiar, bukan?

Ya sudah, da daaaah.


Tertanda,
Tuan yang kau panggil sesuka hatimu, lah.

Monday, February 10, 2014

Melingkar

10 Februari 2014

Putih yang membalutmu memang mempesona
Selalu ada pesona menguar dari tubuhmu yang menggoda
Ada goda yang memaksaku untuk setidaknya bercengkrama denganmu
Dan hanya selalu denganmu aku punya kuasa yang lebih dari aku kira
Ketika aku kira aku tak bisa, tapi kau membisik bahwa aku mampu
Aku mampu menembus segala batas yang diriku bangun

Kita jarang berbicara, hanya sekedar bergesek dan membisu
Kita hanya bergulat dalam hening yang berisik
Putihmu mengedipkan mata, sedang coklatku mengerjapkan mata
Kamu meregangkan tubuh, sedang jemariku coba untuk melemaskan keteganganmu
Kita sering bertemu sejak tuanku bersanding dengan nyonyamu

Jujur, aku selalu rindu denganmu
Jangankan menunggu berhari, berminggu, berbulan, bertahun, atau bahkan berwindu
Ketika aku harus beranjak darimu saja
Di saat itu aku harus berurusan dengan yang namanya rindu
Tapi untung saja aku tidak merindu sendiri
Karena selalu ada yang namanya hati;
Dia berdetak tak karuan dan membuat seisi rumahnya berantakan
Bila kangen sedang menggelayut

Wahai tengkuk yang selalu membuatku bertelut
Entah bagaimana keadaanku nanti bila harus tanpamu, kalut
Apa aku bisa melambai dan menjalankan segala tugas dari tuanku?
Bila ketika saat itu, kita tidak lagi bercanda dalam diam
Ah, aku tidak tahu harus bagaimana lagi bila seperti itu

Di akhir surat ini.
Izinkan aku untuk menitipkan kata dari jemari yang sedang menari
Melangkahkan kaki dari tuts keyboard satu ke tuts yang lainnya;

Bila aku harus menjalankan tugasku; menulis, melambai, berjabat, memegang, menahan, dan lain sebagainya. Aku akan menjalankannya sesuai kodratku. Tapi izinkanlah aku berucap walau tidak disampaikan oleh mulut di atas kepala sana. Biarlah kata yang berdansa hasil olahan jemari yang aku ajak kerjasama:
Aku mencintaimu! Wahai tengkuk nyonya dari tuanku. Bila malaikat bertanya apa tanggung jawab dan tugas terbesarku.
Akan aku jawab dengan sungguh:
Melingkarimu dalam upayaku memelukmu. Agar tak lagi angin mengganggumu, tak lagi sepi menggodamu.


Dari aku lengan,
Lengan tangan tuanku yang selalu melingkari leher putih nyonyamu

Sunday, February 9, 2014

Hap! Putar Ulang

9 Februari 2014

Giliran aku lagi menulis nih. Baiklah.

Dear Nona Kitty,

Kau mengajakku nostalgia ya di surat terakhir? Ehm, baiklah aku akan meladenimu. Singkat cerita beberapa fragmen dari gambar lalu mengenai perjumpaan kita (dan terjatuhnya perhatianku padamu) sudah kau tuliskan. Lalu kembali timbul pertanyaanmu yang menggelitik hatiku. Kau tahu, aku akan menjawabnya sebisaku, karena sejujurnya jawaban terbaik adalah ; ini semua sudah jalinan cerita gubahan Maha Asyik di balik langit sana.

Pertama: Aku ingat rasa pertama aku melihatmu. Bukan getar di dada, tapi getar di mata. Entahlah kenapa, mungkin mataku dengan tidak sopannya melirikmu yang saat itu memang terlihat menarik bagi netra ini.

Kedua : Ya, selanjutnya, mengaplikasikan sedikit pepatah. Dari mata turun ke hati. Ternyata sepasang mataku ini mengadakan rapat mendadak dengan sanubari sesaat setelah menjarahi sosokmu di dalam pikiranku. Aku tak tahu rapat apa yang mereka buat. Tapi yang pasti, mereka langsung mengoordinasikan seluruh tubuhku untuk mencari tahu mengenai dirimu. Ya, makanya, aku bertanya kesana kemari untuk mengetahui setidaknya nama dari pesona yang membuat mataku mencelik.

Ketiga : Ya melihat latar dari bagian pertama dan kedua. Pertanyaan inti dari surat terakhirmu terjawab. Mau bagaimanapun kamu saat itu, kalau memang seluruh tubuhku sudah bergerak menjatuhkan setitik rasa di kolam yang berada di sudut terdalam hati ini, ya kamu akan tetap terlihat menarik. Jadi ya jangan tanya mengapa, nikmati saja dan syukurilah.

Terjawab yaa.

Oh iya, nona. Ngomong - ngomong kau bisa masak apa saja? Apakah yang akan kau sajikan kepada suamimu kelak, di saat dia pulang dari rutinitasnya, mendapati engkau dan mencium keningmu, serta setelah itu menyantap sajian di atas meja. Kira - kira, apa yang akan kau sediakan di saat itu ya. Hihi.
*Aku hanya bertanya, tidak perlu kau pikirkan serius, anggap saja aku mengajakmu bermain fantasi. Bukankah kau suka ber-imaji?*

Sekian dulu suratku ya.
Aku menanggapi ajakanmu untuk bernostalgia saja.


Tertanda Aku,





Tuan Nostalgiamu, atau Tuan yang ada dalam nostalgiamu, atau Tuan yang kau ajak bernostalgia? Apa sajalah itu, aku tidak tahu identitasku dalam surat menyurat ini.

Saturday, February 8, 2014

Halo Tokoh Rekaan

8 Februari 2014

Kepada tokoh rekaan yang bermain - main di kepalaku

Kepada Karlo, Viena, Jenni, Tara, dan Evan.

Halo kalian semua. Masih tetap berkejar-kejarankah di dalam kepala sana? Aku harap masih, karena hadirnya kalian akan menjadi penyemangat bagiku dalam menulis suatu cerita.

Dalam surat ini aku ingin menanyakan sesuatu sekaligus memohon maaf.

Baiklah, aku mulai surat ini.

Kepada Karlo, Viena, Jenni, Tara dan Evan. Sebenarnya, kabar kalian di dalam kepalaku bagaimana? Aku hanya berharap kalian tetap sehat agar selalu siap bila ditempatkan di suatu cerita fiksi yang sekarang sedang aku rencanakan. Iya, aku tahu. Aku bukan tuhan yang baik, aku juga bukan tuhan yang bisa yang bisa merancangkan hal yang luar biasa untuk kalian mainkan. Berikanlah sedikit permakluman. Aku terus mencoba untuk berkembang, agar dunia yang nanti akan kalian jalankan menjadi dunia yang menarik dan menyenangkan. Jadi, tetap doakan ya, agar aku bisa menjadi lebih luar biasa lagi sebagai tuhan pencipta kalian.

Santai saja dulu kalian semua. Nikmati dulu masa-masa persiapan kalian. Karena ketika kalian aku cemplungkan ke dalam naskah yang aku tuliskan, kalian tidak akan bisa keluar, kalian akan menikmati menjadi bagian dari populasi karangan yang aku karang dan ceritakan.

Kemudian, apa kalian sudah bertemu saudara kalian yang lain? Kris dan Vierena dari "Hati yang Jatuh Diam-Diam" atau Cleo dan Randi dari "Ini Tidak Benar, Kan?"? Bertegur sapalah dengan mereka, tapi jangan nyalakan kecemburuan. Aku tahu mereka adalah rekaanku yang tercipta belakangan tapi aku buatkan ceritanya duluan. Mengertilah, mereka tetap saudaramu, tokoh - tokoh luar biasa yang aku percayakan untuk mengisi karangan - karangan naskah cerita pendekku. Okay, jangan cemburu sama mereka, berteman lah dan saling bertukar pikiran.

Ya sudah, surat ini aku akhiri. Mohon maaf bila ada hal - hal yang kurang menyenangkan terdapat dalam surat yang kalian baca ini. Tapi yang pasti sesalah apapun itu, aku akan membenarkan semuanya demi kebaikan kalian.

Terima kasih sudah muncul di dalam pikiranku hai para tokoh rekaan; Karlo, Viena, Jenni, Tara, dan Evan. Menunggulah sedikit lagi, sabarlah sebentar lagi


Salam dari tuhan pencipta kalian,


Uno.

Friday, February 7, 2014

Dasar Keras Kepala

7 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

AH!

Kau tega sekali membuat identitasku luntang - lantung. Memberikan nama kepada seorang yang kau ladeni surat-menyuratnya saja kau tetap tidak mau. Berdalih membiarkan hati yang tidak menentu untuk mengatur segala identitasku, ehm, aku berpikir; Kalau hatimu sedang dalam kondisi yang baik, bisa saja panggilanku akan seindah pelangi. Tapi kau sedang tidak baik, ah, bisa saja panggilanku akan seburuk awan mendung beserta gemuruhnya.
Ah! Habislah aku bila seperti itu.

Mengenai soal mimpi. Kau memang keras kepala ya. Meniti kata demi kata untuk mengerti pesan tersiratku untuk kehidupan kita saja kau tidak mau. Itu bukan problema aku bermimpi dan kamu yang meraih. *palm face*
Begini aku jelaskan gampangnya saja. KITA, Aku DAN Kamu. Aku sebagai pemimpi yang baik, dan kamu sebagai peraih yang handal. Nah! Aku akan menggambarkan seluruh mimpimu dan mimpiku ke dalam satu kanvas besar masa depan, menggugurkan segala macam rasa ragu dan tidak mungkin, hanya kemulukan dan mimpi yang besar. Nah kamu! Kamu akan meraih mimpi kita itu bersama juga dengan aku. Kamu akan memperlihatkan kelihaian dan keuletanmu kepadaku, sehingga kita nanti akan bersama - sama meraih mimpi tersebut. Ngerti, nduk?

Nih contohnya : Mimpimu kan punya 8 anak, terus?
Nah! Aku akan melukiskan mimpi 8 anakmu itu menjadi lebih indah dengan segala macam khayalan dan mimpi-mimpi besar.
Nah! Kamu akan terus berusaha agar semua itu terjadi dengan bekerja luar biasa, mendoakan pasanganmu agar bisa menjadi orang yang luar biasa, dan setelah itu mimpi itu akan diraih dengan luar biasa.
Paham?

Oh iya, kau tahu. Aku punya sedikit cerita:

Pada suatu malam, ada sepasang kekasih yang sedang bersama, mereka berkendara mesin ber-roda dua. Mereka berkasih seharian hingga malam menua.
Lalu, di tengah malam yang sudah uzur tersebut, kendaraan yang mereka pakai bermasalah.
Si pria berniat untuk mencarikan kendaraan lain agar kekasihnya dapat segera sampai ke rumahnya. Di pikiran si pria adalah: Si kekasih cukuplah merasakan kenyamanan dan keindahan. Untuk kesusahan, biarlah semua diperhadapkan oleh si pria. Pria itu menyayangi kekasihnya dengan amat sangat.
Tapi kau tahu.
Si wanita itu menolak dan terus merengek untuk menemani si pria tersebut dalam kesusahan. Si wanita tak ingin si prianya berjuang sendirian. Dalam hati kecil terdalamnya, si wanita punya keyakinan bahwa segala macam hal, mau itu senang atau susah harus dijalani bersama, mau bagaimanapun itu.
Dan kau tahu nona kelanjutannya.
Si pria hanya bisa terdiam tak bisa berucap apa-apa. Bibirnya kelu karena hatinya merasa ada seorang ratu yang mengetuk di depan pintu. Si pria tahu bahwa kekasihnya ini merupakan orang yang sanggup mengerti dan memahami segala bentuk kehidupan. Mau itu untuk dirinya sendiri, ataupun keberlangsungan hubungan yang sedang dia jalin.
Ya dan akhir cerita yang aku dengar.
Kini sepasang kekasih itu telah bersama-sama dalam kehidupan, mempunyai anak-anak yang luar biasa dahsyat. Mereka tetap saling mencinta dan membagi kasih. Dan keluarga yang mereka sulam, menjadi keluarga yang terberkati.

Ah, indah sekali ya nona. Ketulusan dan pengertian bisa membuat semuanya jadi indah ya ternyata.

Oh iya, itu menurutku loh ceritanya indah. Tidak tahu menurutmu yang selalu keras kepala kalau bersama dengan aku. Huuu!

Baiklah sampai sini dulu ya.


Salam sayang selalu,


Tuan yang selalu kerepotan kalau kau sedang keras kepala.

Thursday, February 6, 2014

Selamat Enam!

6 Februari 2014

Surat Hari Ke-6, Surat Cinta Ke-5

Dear Nona yang sedang duduk di dalam hatiku, @vierenatirza

Selamat tanggal 6 lagi, nona. Terima kasih sudah ada dalam kehidupanku sampai sejauh ini. Buat banyak orang mungkin ini masih terlalu singkat, tapi bagi kita ini merupakan penghargaan lain lagi yang berhasil kita dapat.

Kau tahu, nona? Mendapatkan perhatian, cinta, dan kasih sayangmu merupakan salah keuntungan besar yang aku dapat dalam kehidupanku. Kau menjadi salah satu alasan kenapa hidup itu harus diperjuangkan dan kebahagiaan harus bisa didapatkan. Dengan meng-atasnama-kan kekuatan hubungan, segala mimpi-mimpi yang sempat kita gambar menjadi visi yang kita taruh di masa depan, dan sudah tentu itu harus bisa kita rengkuh, bukan? Ah, terima kasih untukmu, dan terutama untuk Tuhan yang selalu memberikanku keberuntungan bertubi-tubi dalam kehidupan.

Oiya nona, kita berdua tahu. Hubungan kita memang masih seumur jagung. Ibarat manusia pun, kita masih bayi yang sedang belajar berjalan. Kau harus tahu, nona. Memakai perumpamaan bayi yang belajar berjalan dan sekali-dua kali jatuh, hubungan kita pun seperti itu. Puji Tuhan, hubungan kita sudah melewati masa tangisan ketika bayi baru saja lahir, mata yang bisa melihat, kemampuan untuk bisa berguling, lalu dapat merangkak, dan sampailah di masa untuk belajar berdiri kokoh dengan kaki kecil yang masih bergetar. Melihat perumpamaan itu, jadilah kita bisa berkaca bahwa segala macam benturan-benturan yang ada dalam hubungan kita, merupakan kejatuhan-kejatuhan kecil si bayi saat berjalan. Maka dari itu pilihannya kembali kepada kita, nona. Mau menjadi bayi yang keras kepala; jatuh, bangkit, jatuh, dan kemudian lancar berjalan, membuktikan bahwa dia bisa menaklukkan tantangan. Atau, menjadi bayi manja yang setelah jatuh, hanya bisa menangis dan tidak mau lagi mencoba untuk berdiri? Aku memilih pilihan pertama, kalau kau ingin tahu.

Lalu apa lagi ya nona. Banyak cerita yang sudah kita jalani pokoknya dari Juli lalu hingga Februari ini. Aku harap di bulan warna merah jambu di tahun kuda kayu ini, kita bisa semakin dewasa, semakin mengenal satu sama lain lagi, dan teruslah berdoa kepada Tuhan kita yang Maha Besar agar kita ditempatkan pada jalan cerita yang sama. Amin, semoga Tuhan menyatukan kita di waktu depan ya.

Baiklah sekian dulu surat yang bisa aku ketikkan dalam kolom maya ini. Sedikit, tapi semoga saja bisa bermakna dan membuatmu mengerti bahwa aku benar - benar beruntung memilikimu sebagai seorang pendamping di masa muda hidupku. Semoga aku tetap diberi hak keberuntungan memilikimu, hingga masa tua sampai akhir hidupku.

Oiya, maaf kalau tanggal 6 bulan ke-7 ini dimulai dengan ban yang bocor.
Hikmah pribadi yang bisa aku ambil adalah;
Dibalik keusilan Tuhan. Dia punya cara untuk mendekatkan dua hati agar saling mengerti dan melengkapi.
Tuhan kita memang Maha Asyik :))

Baiklah, terima kasih atas semua yang kau berikan dari awal kita bertemu, kau si wanita berbaju merah, hingga saat ini kau si wanita yang ga mau naik taksi dan tetap menemani pacarnya n'dorong motor karena ban bocor di tengah malam. Terima kasih, sekali, dua kali, hingga banyak kali.

Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.

Selamat Enam! Wofyu <3


Seorang Tuan yang sangat mencintaimu, Nona.


Uno.

Wednesday, February 5, 2014

Surat ini Serius! Bercanda, deng

5 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Ah elah. Kenapa kau keras kepala sekali? Sekedar menetapkan panggilanku dalam surat menyurat saja kau tak mau berkompromi. Memangnya telingamu tidak dibisikkan oleh hatimu mengenai panggilan apa yang bisa disematkan kepadaku dalam surat menyurat ini? Ayolah, jangan terlalu kaku. Kaya kanebo kering aja :p.
Kamu mau aku kehilangan identitas diri dan tersesat entah kemana dalam mengarungi perjalanan surat menyurat ini. Kita bahkan belum mencapai seperempat perjalan. Apa kau tega membuatku linglung dari awal?

Di tetapkan ya! :)

Ehm, mengenai soal hati yang kau bahas. Ehm, sebenarnya aku bukan membuka keran hatimu, soalnya aku bukan tukang ledeng juga, tetapi aku memberikanmu penawaran; Mau menerima hati yang akan menjagamu sebaik yang dia bisa jaga, atau menolak untuk memberikan kesempatan hatimu sendiri untuk dicintai dengan cara terbaik sebuah perasaan. Tjeileh.

Kebetulan aku itu pemimpi yang baik, dan kamu merupakan peraih mimpi yang baik. Maksud aku disini adalah, sebagai seorang peraih mimpi, kapasitasmu untuk memimpikan suatu desain mimpi ke depan mungkin tidak sebaik yang aku impikan. Ada saja rasa takut dan ragu untuk menggambarkan sketsa masa depan yang akan kau jalankan. Berbeda dengan aku, walaupun aslinya aku sama sekali tidak bisa menggambar, bahkan mewarnaipun aku terkadang keluar garis. Aku bisa menawarkan mimpi yang luar biasa, yang bisa merubah segala kekakuanmu untuk berimajinasi secara muluk, sayangnya aku bukan petarung luar biasa sepertimu yang berusaha membuat mimpi itu terjadi.
Nah! Maka dari itu, bagaimana kalau kita menggabungkan dua keahlian kita. Bermimpi dan Meraih untuk tujuan dari cerita yang sekarang kita sedang jalankan?

Lalu soal anak bermarga Telaumbanua yang menyalami tangan kita sebelum sekolah itu. Fix ya! Anak pertama berarti cowok, kamu sendiri yang nulis! Yeiy, kamu akhirnya luluh juga. Yuhuuu \o/
Dan seperti yang aku bilang, dia harus bisa bela diri buat ngejagain keluarganya.

Baiklah suratku ini sudah bercanda bercanda serius.
Tapi yang soal anak cowo dan bela diri itu serius! *gamawtaw*

Surat ini jangan terlalu di-serius-in, dahi kamu jangan sampai berkerut. Hati aku aja yang di-serius-in, cinta aku di kamu sudah menggelayut.


Salam sayang,


Tuan yang masih tetap meminta kejelasan identitas.

Tuesday, February 4, 2014

Tjaelah, Canda

4 Februari 2014

Surat Ke-4, Hari Selasa, Bertema, Temanya : Selebtweet.

Fine. I chose you. Selebtwit yang nama akunnya kalau tiap bercanda pasti minta maaf, padahal di tiap bercandaan dia di twitter dia tidak pernah minta maaf. @maafbercanda

Halo Kak Ndik,

Apa kabar kak? Semoga sakit - sakitan kak, tjaelah canda kak.
Gue harap selalu sehat wal'afiat dan terus diberi kesempatan untuk jomblo selalu. Kenapa? Karena semakin lama lo jomblo, semakin enak bercandaan lo di twitter kak. Baiklah, No Offense.

Entah apa yang harus dituliskan dalam surat kali ini. Tapi walaupun seperti itu, menulis surat harus tetap dijalankan. Ini atas nama konsistensi. Tjeileh.

Hmm, baiklah mungkin di surat ini gue menceritakan awal gue bertemu dengan lo, hingga sampai saat ini kita belum bertemu lagi, tapi setidaknya di twitter kita sering ketemu. Lo ngetwit, gue join - join aja.

The Green Cafe, Malam sebelum gath #30HariLagukuBercerita . Sekitaran Oktober 2012 kalau ngga salah. Ya malam itu, gue sebagai anak baru Pos Cinta datang untuk ketemu langsung para tukang - tukang pos ketjeh @PosCinta. Singkat cerita gue diam - diem aja, karena kudu mengenal situasi dan kondisi dulu. Ya, walau sampai di gath #30HariMenulisSuratCinta2014 nanti gue bakal diem - diem juga sih. Oke abaikan.
Di tengah ke-diam-an gue, ternyata ada satu orang juga yang ikut - ikutan nge-dokem. Seorang pemuda dengan kumis tipis di atas bibirnya, dan duduk di sisi tukang pos penggalangnya gue, Kak Eka nama dia perlu disensor ngga kak?. Saat itu yang gue tebak adalah : Nih cowok pacarnya Kak Eka, waktu itu di group WA soalnya ada foto Kak Eka sama nih cowo lagi rangkul-rangkulan.
Okay singkat cerita, ternyata elo pendiem juga kak, dan Puji Tuhan saat itu gue tidak pendiam sendiri, karena ada lo yang ikut - ikutan diam walaupun menjabat sebagai pacarnya tukang pos senior.

Esok harinya ya gath dimulai. Eh ternyata di balik pendiamnya, elo ternyata menyimpan ilmu untuk menjadi master ceremony gathering #30HariLagukuBercerita bersama dengan Kak Dila. Aksen medog yang khas Jogja dengan sedikit ocehan lucumu itu memimpin acara dengan santai hingga waktu berakhir. Ya acara sukses, dan elo kembali ke pangkuan pacarmu saat itu.

Setelah gath. Cukup lama gue tidak mendapati diri lo kak. Ya karena memang gue juga belum follow lo di twitter. Jadi ga ketemu deh.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya gue follow lo juga (gue lupa kenapa gue follow lo), ya dan akhirnya twit - twit lo bersliweran tanpa izin di timeline gue.

Kemudian akhir tahun 2013 kemarin gue mulai coba joan - join bercandaanmu, dan ya gue pribadi sih senang, ada RT-an gue yang di respon beberapa kali, dan hingga akhirnya lo menekan tombol follow di akun twitter gue. Yeiy \o/

Singkat cerita. Sekarang mungkin beberapa twit gue bersliweran di timeline lo, begitu juga sebaliknya. Terima kasih sekenanya untuk hal itu kak Ndik. Terima kasih untuk follow back-an-nya :))

Baiklah mungkin itu aja cerita dalam surat ini yang bisa gue sampaikan kepada lo, kak. Semoga berkenan membacanya. Ngga usah di-serius-in gitulah, tjaelah canda kak. :))

Akhir kata, kalau memang ada waktu. Datanglah ke gath #30HariMenulisSuratCinta2014 ini. Jadi MC lagi.

Yaudah itu aja, suratnya kelar ya. Tjaelah, canda kak. Eh, ini serius, suratnya selesai.

Ciaooo kak @maafbercanda .

#MaafNulisSuratKeKakNdik #TjaelahCanda

Salam Capricorn Dengan Penuh Maaf,



Uno.

Monday, February 3, 2014

Balasan Suratmu Saja. Aku Lagi Bingung

3 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Sebelum aku memulai surat ini (lagi). Aku meminta kepadamu.
Tolong tetapkan panggilanku dalam surat - menyurat ini. Mau kau panggil Tuan Milanisti, Tuan Telaumbanua, atau apa? Setidaknya aku tahu identitas yang kamu berikan kepadaku, sama seperti aku kepadamu.

Nona, aku membalas yang soal ngablu terlebih dahulu ya.
Kau tahu, kenapa aku malas menjawab "IYA" ketika kamu berujar "hati - hati ya di jalan"? Karena aku sudah meng"iya"kan hal itu dalam hati dan otakku. Aku akan selalu hati - hati karena diriku, keluargaku, dan juga kamu menghendaki hal itu. Kemudian kenapa aku lebih sering menggeleng, ya biar saja, aku senang ketika kamu gemas-gemas-kesal dan kemudian memeluk tubuhku dari belakang. Ah, itu bahagia yang luar biasa, asal kau tahu.

Kemudian perihal scrapbook. Aku serahkan semuanya kepadamu ya. Aku bukanlah orang yang bisa membuat hal - hal kerajinan tangan seperti itu. Mungkin nanti aku bagian nempal - nempelin aja deh, berikan aku bagian yang mudahnya. Karena, kalau kau memberikan aku bagian susahnya, jangankan scrapbook itu jadi, yang ada malah berantakan dan kamu akan kesal tak tertahan.

Ehm, lanjutnya UAS.
Kau tahu sayang, UAS aku hari ini cukup lancar. Ya, tadi aku sempat terlambat masuk ke kelas karena rintik - rintik sedikit menahan perjalananku. Sesampainya di kelas, aku langsung menempatkan diri saja di samping temanku yang bisa diandalkan. Hihi... Aku menyontek tadi, cuma beberapa kok, tidak semua. Toh, aku kan sempat belajar sebelum berangkat ke kampus. Dan teknik belajar itu lumayan efektif, karena masih ada yang nyangkut - nyangkut di otakku, walaupun tak banyak.
Yang pasti, kau tak boleh mencontohku ya. Kamu harus tetap jadi wanita rajin dengan nilai yang baik, dan aku akan terus jadi pria isengmu yang malas tapi punya banyak ilmu di luar kelas.

Oh iya yang kamu sudah makan berapa kali hari ini? Teratur tidak. Jangan sakiti perutmu ya!

Apa lagi ya yang ingin kusampaikan.
Ehm...

Ah, aku sedang bingung. Mungkin di surat selanjutnya aku akan berceloteh lebih banyak. Ya, walaupun aku pendiam di hadapanmu. Tapi seperti kau tahu, bahasa tulisanku bawel sekali.

Aku menunggu surat balasanmu lagi ya,

Tertanda,


Tuan Yang Belum Kau Tetapkan Panggilannya dalam Surat Menyurat Ini.

Ini Untuk Pencipta Randi dan Dera

3 Februari 2014

Surat cinta hari ke-3 ini saya tujukan kepada @benzbara_

Selamat sore Bang Benz, salam kenal sebelumnya.
Kita belum pernah bertemu, tapi kita sempat berinteraksi barang beberapa mention di ranah twitter.

Saya mengetahui dirimu dari satu buku bersampul gambar segelas kopi, dengan tulisan "Kata Hati" berwarna merah di bawahnya. Ya, saya menemui kehidupan fiksi yang kau rancang sangat dahsyat itu melalui buku hits buatan jari - jemarimu.

Jujur, aku tidak terlalu mengikuti perkembangan dunia buku. Kalau boleh mengakui pun, nama - nama penulis novel di Indonesia ini pun saya kurang tahu.
Tapi, syukurlah saya mengetahui keberadaanmu. Ketika secara sengaja, pada saat itu saya sedang mencari refrensi novel debutan yang ditulis oleh penulis pria. Dan Puji Tuhan, saat itu saya dipertemukan dengan rak Buku Baru dan tanpa adanya komando, tangan saya mengambil Kata Hati sebagai pilihan.

Halaman demi halaman novel gubahanmu itu benar - benar luar biasa, bang. Dan jujur, saya kesal kenapa seorang Randi bisa kau lahirkan untuk dicintai oleh wanita semanis Dera, dan secantik Fila?

Sekedar info, bang. Kata Hati merupakan novel roman pertama yang saya suka di antara novel - novel roman yang sebelumnya pernah saya baca. Hal itu semakin diperkuat dengan diangkatnya Kata Hati menjadi sebuah film. Semua imaji membaca langsung tervisual dengan jelas dalam film romantis tersebut bang.

Randi, Dera, dan Fila. Ah, mereka 3 tokoh ciptaanmu yang keren.

Dan tahukah kau Bang Benz? Gara - gara Kata Hati ini pun, ketertarikan saya untuk mengaktifkan minat dalam dunia baca dan tulis kembali muncul. Ya, jujur, saya ingin menuliskan cerita luar biasa yang dibukukan menjadi novel sepertimu.
Maka dari itu saya ucapkan terima kasih bang. Untuk bantuanmu tersebut secara tidak langsung. Novelmu menjadi berkat tersendiri untuk saya.

Oh iya bang, saya juga punya bukumu selain Kata Hati. saya sudah mempunyai "Angsa - Angsa Ketapang", dan juga "Cinta.", Ya, walaupun saya tidak punya bukumu yang "RGFM", tapi aku sudah menonton filmnya kok, dan lagi - lagi saya suka dengan karyamu yang difilmkan tersebut.

Ah, saya bersyukur menemukan dirimu melalui buku - buku yang terpampang di toko buku pada hari itu.

Baiklah bang, mungkin cukup sekian surat yang bisa saya tuliskan.
Bukan surat cinta, melainkan kekaguman yang saya tuangkan di dalam halaman maya ini.

Semoga kelak kita bisa bertemu. Mungkin di saat saya masih menjadi pembacamu, atau di saat saya sudah menjadi rekan kerja dalam dunia tulis - menulis.
Doakan saja.

Akhir kata, terima kasih atas perhatian yang dirimu sempatkan dalam membaca surat ini. Mohon maaf bila ada kesalahan kata, kalimat, ataupun tulisan.


Tertanda,
Salah seorang penikmat karyamu,


Uno

Sunday, February 2, 2014

Nyonya Telaumbanua

2 Februari 2014

Kepada (Calon) Nyonya Telaumbanua,

Halo apa kabarmu saat ini?
Aku sedang menerka - nerka apa yang akan terjadi tentang kita.
Suatu saat, aku dengan penuh kebanggaan juga kasih sayang menyematkan marga kebanggaanku sebagai putra Nias ini di belakang namamu, sebagai pendamping hidupku.

Aku mereka - rekakan akan bersanding denganmu di altar suci nanti sekitar 5 tahun dari umurku saat ini. Di saat umurku menginjak angka ke-lima di level kepala dua, atau paling mentok angka ke-enam.
Mungkin banyak orang bilang terlalu cepat. Tapi buatku, rencana itu merupakan bukti kesiapan, bahwa aku akan menjadi seorang yang akan menjadi pemimpin dalam keluarga kecil kita nanti, dengan bimbingan Tuhan yang Maha Pengertian.

Baiklah, izinkan aku untuk menuliskan isi surat ini.
Biarkanlah aku sedikit menggambar mengenai beberapa hal yang aku pinta dalam perjalanan, saat kita bersatu nanti.

Tetaplah selalu bersamaku di saat kita memang sudah bertemu atau kita nanti bertemu, lalu kita nanti bersatu, hingga kita nanti bergelut dengan waktu hingga sampai di penghujung.
Aku orang yang mungkin keras untuk bisa berdua, tapi aku juga adalah orang yang rapuh untuk terus sendiri. Jangan menyerah untuk terus bersamaku. Karena ketika kau mencapai titik dimana hatiku sudah menjentik. Kelembutanmu akan meluluhkan segala kukuhku, dan teguhku akan meyakinkan segala ragumu. Tetaplah di sisiku, karena kamu yang telah digoreskan untuk mendampingiku.

Tetaplah mengerti dan menerima segala keadaanku. Di saat embun masih menjadi mahkota di atas daun - daun, di saat raja siang menyengat tanpa selang, di saat senja memerah mewarnai di atas tanah, hingga bulan berkuasa menerangi malam ditemani bintang. Jadilah penyeimbangku di setiap waktu dan keadaan. Di saat kita berada di atas dan tersenyum puas, ataupun di saat kita berada di bawah dan membuat kita terpuruk lemah. Jadilah seorang yang bisa menerima keberadaanku, karena kamu telah diukirkan dalam goresan cerita hidupku.

Tetaplah memiliku, mencintaiku, menyayangiku dengan hatimu; Ke depan kikisan mungkin akan datang dan bermain peran. Selalu ada bulir tangis di sudut mata, lekuk cemberut yang menggelayut, atau kesal tiada sesal akan terapal. 
Tapi, tetaplah menaruh namaku di dalam cintamu. Karena di balik awan mendung itu. Aku akan memberikan langit putih indah seperti: senyum bahagia yang merekah, kebanggaan dan sukacita membuncah luar biasa, hingga cerita cinta penuh romansa di setiap harinya.
Jadilah pecintaku, karena kamu adalah orang yang telah ditakdirkan untuk kukasihi dengan sepenuh hati.

Tiga ketetapan itu yang mungkin bisa aku tuliskan dalam surat ini. 
Kepadamu, gadis yang akan menyandang gelar Nyonya Telaumbanua di masa depan nanti.

Siapapun kamu, di masa depan nanti. Ketika kamu membaca surat ini.
Aku yakin kamu telah menjadi istri terbaik yang ada di muka bumi ini, bagiku.

Demikian suratku untukmu.

Tertanda,

Tuan Telaumbanua, Uno.

Saturday, February 1, 2014

Kantor Pos Terketjeh

1 Februari 2014

Kepada Kantor Pos Terketjeh yang pernah saya sambangi : @PosCinta

Mungkin, ketika surat ini saya tulis. Direktur PT. Pos Indonesia akan cemburu buta. Ya bagaimana tidak? Kantor pos ini banyak disambangi anak - anak muda penuh cinta dengan kreatifitas yang luar biasa dalam menulis surat cinta. Coba kalau ke kantor Pos Indonesia, jangankan kesana, anak - anak muda lebih baik menyambangi kurir pengantar kiriman ekspres bukan?
Ini bukan membandingkan, ini cuma menyatakan kalau Pos Cinta itu ketjeh :*

Dalam surat ini saya hanya ingin mengucapkan terima kasih untuk Pos Cinta yang dengan senang hati menerima lamaran saya sekitaran Agustus 2012 yang lalu.
Surat lamaran yang saya bikin serupawan rupa itu akhirnya diterima. Ya dan ucap syukur deh, kalau saya mempunyai bintang berbentuk kambing. Ya mau gimana lagi, kami para Capricornus Boys memang memang mempunyai daya tarik yang luar biasa *dikeplak bosse*. Lihat saja Raditya Dika, Ndik, dll. Mereka kan Capricorn semua. *bangga satu zodiak sama mereka, Entah kenapa bangga*

Kemudian terima kasih juga sudah menyematkan "Pemain bola-nya bosse" kepada saya yang masih tetap merasa seperti anak baru di-antara para tukang pos ketjeh lainnya. Lalu terima kasih juga atas perkenalan kepada semua para penghuni tukang pos virtual ketjeh ini. Yang pasti, mengenal kalian semua dari awal saya bertugas, hingga kini kantor kita kedatangan tukang pos baru lagi, merupakan pengalaman yang luar biasa bagi saya pribadi.

Baiklah, surat ini sudah ditulis se-formal mungkin. Biar nanti diposting di blognya Pos Cinta :p
*ada maunya*

Akhir kata, Selamat Aktif Kembali Pos Cinta di bulan Februari penuh cinta ini.

Salam ketjeh with full of love,
your tukang pos pemain bola,

Uno.

Makan? UAS? Tiket!

Teruntuk Nona Hello Kitty,

Hallo Nona Hello Kitty apa kabar? *Okay, pertanyaan macam apa ini?!*

*ulang*

Hallo Nona Hello Kitty apa kabar? *baiklah, aku tidak punya prolog surat yang kreatif*

*Yasudah, kamu jawab saja pertanyaan paling formalitas di atas, dan kemudian akan aku lanjutkan surat ini*

Nona, apa kau sudah makan? *lagi - lagi pertanyaan ya* Pertanyaan itu bukti kalau sebenarnya aku memperhatikanmu. Aku memperhatikanmu dalam kecuekanku, Asyedap.
Makanlah 3 hari sekali, jangan makan cuma sehari sekali, itupun kalau kamu ingat kan. Tubuhmu kan perlu asupan energi. Jangan karena hatimu sudah terus - terusan terpenuhi dengan asupan yang cukup, kamu malah melupakan asupan untuk tubuhmu sendiri.

Ingat pesan ini : Manusia hidup bukan dari cinta saja, melainkan dari nasi yang dimakannya. #ehh

Lanjut,

Bulan ini kita UAS nih. Aku tidak tahu apa yang akan aku isi untuk Ujian Akhir di semester ini. Bagaimana tidak? Aku jarang sekali bertemu dengan dosen, aku lebih sering bertemu dengan kamu. Mau bagaimana lagi, dosen aku tidak pernah mengajak aku untuk bertemu, kalau kamu kan sering, apalagi kalau sedang rindu - rindunya, bukan?!. Hihi.

Apa lagi ya,

Baiklah ini yang terakhir untuk surat ini ya. Tiket nonton yang aku simpan sudah banyak di dompet nih. Mau kita apakan? Bagaimana kalau kita buat scrap book, atau teman - temannya apa lah itu untuk menjadi perhelatan dimana tiket itu bisa ditempatkan. Soalnya beberapa sudah ada yang pudar, basah ketika aku diceburin di kolam kampus saat aku ultah, kamu juga ada disana kan ketika aku "dianiaya" saat itu. :p

Ehm, yasudah. Surat aku sampai sini dulu. Ditunggu balasanmu.


Tertanda,
Tuan Milanisti