Pages

Sunday, February 9, 2014

Hap! Putar Ulang

9 Februari 2014

Giliran aku lagi menulis nih. Baiklah.

Dear Nona Kitty,

Kau mengajakku nostalgia ya di surat terakhir? Ehm, baiklah aku akan meladenimu. Singkat cerita beberapa fragmen dari gambar lalu mengenai perjumpaan kita (dan terjatuhnya perhatianku padamu) sudah kau tuliskan. Lalu kembali timbul pertanyaanmu yang menggelitik hatiku. Kau tahu, aku akan menjawabnya sebisaku, karena sejujurnya jawaban terbaik adalah ; ini semua sudah jalinan cerita gubahan Maha Asyik di balik langit sana.

Pertama: Aku ingat rasa pertama aku melihatmu. Bukan getar di dada, tapi getar di mata. Entahlah kenapa, mungkin mataku dengan tidak sopannya melirikmu yang saat itu memang terlihat menarik bagi netra ini.

Kedua : Ya, selanjutnya, mengaplikasikan sedikit pepatah. Dari mata turun ke hati. Ternyata sepasang mataku ini mengadakan rapat mendadak dengan sanubari sesaat setelah menjarahi sosokmu di dalam pikiranku. Aku tak tahu rapat apa yang mereka buat. Tapi yang pasti, mereka langsung mengoordinasikan seluruh tubuhku untuk mencari tahu mengenai dirimu. Ya, makanya, aku bertanya kesana kemari untuk mengetahui setidaknya nama dari pesona yang membuat mataku mencelik.

Ketiga : Ya melihat latar dari bagian pertama dan kedua. Pertanyaan inti dari surat terakhirmu terjawab. Mau bagaimanapun kamu saat itu, kalau memang seluruh tubuhku sudah bergerak menjatuhkan setitik rasa di kolam yang berada di sudut terdalam hati ini, ya kamu akan tetap terlihat menarik. Jadi ya jangan tanya mengapa, nikmati saja dan syukurilah.

Terjawab yaa.

Oh iya, nona. Ngomong - ngomong kau bisa masak apa saja? Apakah yang akan kau sajikan kepada suamimu kelak, di saat dia pulang dari rutinitasnya, mendapati engkau dan mencium keningmu, serta setelah itu menyantap sajian di atas meja. Kira - kira, apa yang akan kau sediakan di saat itu ya. Hihi.
*Aku hanya bertanya, tidak perlu kau pikirkan serius, anggap saja aku mengajakmu bermain fantasi. Bukankah kau suka ber-imaji?*

Sekian dulu suratku ya.
Aku menanggapi ajakanmu untuk bernostalgia saja.


Tertanda Aku,





Tuan Nostalgiamu, atau Tuan yang ada dalam nostalgiamu, atau Tuan yang kau ajak bernostalgia? Apa sajalah itu, aku tidak tahu identitasku dalam surat menyurat ini.

No comments:

Post a Comment