Pages

Monday, February 10, 2014

Melingkar

10 Februari 2014

Putih yang membalutmu memang mempesona
Selalu ada pesona menguar dari tubuhmu yang menggoda
Ada goda yang memaksaku untuk setidaknya bercengkrama denganmu
Dan hanya selalu denganmu aku punya kuasa yang lebih dari aku kira
Ketika aku kira aku tak bisa, tapi kau membisik bahwa aku mampu
Aku mampu menembus segala batas yang diriku bangun

Kita jarang berbicara, hanya sekedar bergesek dan membisu
Kita hanya bergulat dalam hening yang berisik
Putihmu mengedipkan mata, sedang coklatku mengerjapkan mata
Kamu meregangkan tubuh, sedang jemariku coba untuk melemaskan keteganganmu
Kita sering bertemu sejak tuanku bersanding dengan nyonyamu

Jujur, aku selalu rindu denganmu
Jangankan menunggu berhari, berminggu, berbulan, bertahun, atau bahkan berwindu
Ketika aku harus beranjak darimu saja
Di saat itu aku harus berurusan dengan yang namanya rindu
Tapi untung saja aku tidak merindu sendiri
Karena selalu ada yang namanya hati;
Dia berdetak tak karuan dan membuat seisi rumahnya berantakan
Bila kangen sedang menggelayut

Wahai tengkuk yang selalu membuatku bertelut
Entah bagaimana keadaanku nanti bila harus tanpamu, kalut
Apa aku bisa melambai dan menjalankan segala tugas dari tuanku?
Bila ketika saat itu, kita tidak lagi bercanda dalam diam
Ah, aku tidak tahu harus bagaimana lagi bila seperti itu

Di akhir surat ini.
Izinkan aku untuk menitipkan kata dari jemari yang sedang menari
Melangkahkan kaki dari tuts keyboard satu ke tuts yang lainnya;

Bila aku harus menjalankan tugasku; menulis, melambai, berjabat, memegang, menahan, dan lain sebagainya. Aku akan menjalankannya sesuai kodratku. Tapi izinkanlah aku berucap walau tidak disampaikan oleh mulut di atas kepala sana. Biarlah kata yang berdansa hasil olahan jemari yang aku ajak kerjasama:
Aku mencintaimu! Wahai tengkuk nyonya dari tuanku. Bila malaikat bertanya apa tanggung jawab dan tugas terbesarku.
Akan aku jawab dengan sungguh:
Melingkarimu dalam upayaku memelukmu. Agar tak lagi angin mengganggumu, tak lagi sepi menggodamu.


Dari aku lengan,
Lengan tangan tuanku yang selalu melingkari leher putih nyonyamu

No comments:

Post a Comment