Pages

Thursday, January 31, 2013

Setan Merah Italia

Selamat sore, waktu menunjukan pukul 17:17 Waktu Indonesia Barat.
Buonasera, I Rossoneri Ragazzi.

Sudah hampir 11 tahun panji Curva Sud tersemat di dalam kebanggaan hidup seorang fanatik sepakbola seperti saya.
Dimulai ketika seorang idola, Super Pippo Inzaghi menginjakkan kaki di Milanello. Berpindah seragam dari warna hitam putih si nyonya tua, menjadi warna kebesaran merah hitam klub kota Milan.

Wahai AC.Milan. Apa kabarmu hari ini? berhasil menggaet salah satu pemain bertalenta penuh mimpi seperti Balotelli, walau bengal saya yakin bahwa dia punya kualitas menjadi seorang juara yang akan kembali mengembalikan jati diri, Menjadi klub sepakbola yang disegani. Tak sekedar kembali diperhitungkan, tapi kembali ditakuti. Invicible Team layaknya team racikan Don Carlo di Tahun 2007.

Wahai AC.Milan. Apa kabar anak emasmu hari ini? Il Faraone, El Shaaraawy. Sang Firaun kecil yang kini sedang menggeliat gila mengoyak jala gawang lawan di Liga Italia. 15 Goals dia bukukan untuk kembali membawa dirimu bertengger di posisi 5 klasemen. Posisi Europa League yang sebenarnya bukanlah kastamu. Tenang saja I Rossoneri, saya yakin, bahwa Pemuda Italia berumur 21 Tahun itu akan mengembalikan levelmu, ke tingkat Champions League, Turnamen Para Juara Eropa yang selalu menarik minat dunia. Hai AC.Milan, sampaikan salamku pada El, Tetaplah bertahan dan tetaplah mencetak gol. jadilah Serie-A Capocannonieri.

Wahai AC.Milan. Banyak sekali ungkapan yang harusnya terurai dalam surat ini. Bahkan seharusnya banyak ungkapan yang tak dapat tertumpah dalam sebuah kata-kata.
Karena sebuah kecintaan kepada sebuah klub. Sebuah komitmen untuk tetap bersimpuh di bawah lambang kebesaran AC.Milan.

Wahai AC.Milan. Saya seorang Milanisti. Ultras pencintamu dari belahan bumi bagian timur, di Asia. Penyuka dirimu dari negara besar di Asia Tenggara. Fans beratmu dari Indonesia.

Wahai AC.Milan. Dengan surat ini, biarkanlah saya bisa menjadi sebuah titik dalam lukisan besar perjalanan kesuksesanmu. Kembali lagi ke jalur yang benar. Dinahkodai para pemain yang ranum dengan nahkoda pelatih muda penuh strategi pintar seorang Massimiliano Allegri.

Wahai Il Rossoneri, kembalilah besar di mata dunia. Kembalilah menjadi nomor satu di urutan klub teratas di bumi ini. Rebut kembali takhta Italia dari La Vecchia Signora, terus kalahkan La Beneamata, dan kudeta Blaugrana dari donimasi turnamen para juara, Champions League.

Wahai AC.Milan. Dengan bangga, saya akan tetap mencintaimu!

Forza Milan. Forza Il Rossoneri

Forza Milan! Milan Campione!
Forza Milan il Milan ole
Forza Milan! Vinci per noi!
Forza Milan la Sud e con te!

Ti Amo, AC.Milan

SC

Wednesday, January 30, 2013

Kepada Anda (Khusus Wanita)

12:52, 8 Menit menjelang jam 1 tepat.

Selamat siang bagi kawan di sana, pendamping hidup yang belum teraba, pemilik perasaan yang sama sekali belum tersangka.
Di saat apapun nanti, bila anda mendapati tulisan ini lewat di sepasang netra lentik anda. Jangan sungkan untuk tersenyum.
Baca, senyum, dan aminkan saja.
Karena siapa tahu, kamu membaca ini adalah awal bagi kita untuk menjadi suatu cerita di misteri masa depan nanti.
Sekali lagi, jangan ragu untuk senyum ketika mendapati surat ini, aku sudah mewanti-wanti

P.S : Oh iya, yang boleh senyum baca surat ini hanya boleh kaum hawa saja! Khusus wanita!

Salam

SC

Tuesday, January 29, 2013

Sejuk, Nikmat, dan Ramah

Selamat sore. 17:34
Sedikit waktu yang akan terpakai ketika aku menuliskan surat ini.
Mencurahkan segala suka dalam hati untuk satu kota.
Kota yang sempat menjadi tempat aku berdiri, dan hingga sekarang selalu aku cinta untuk menyambangi.
Bandung.

Bandung,
Hampir beberapa kali dalam setiap tahun aku menghampirimu, tapi tetap saja rasa cintaku terhadapmu tak pernah pudar. Bosan? Sama sekali tak terlintas dalam benakku. Malah, rindu yang selalu menggerogoti diriku bila aku terlalu lama tak datang bersua di dalammu.

Bandung,
Di setiap sudut kotamu menghadirkan kesejukan. Hal yang sedikit berbeda dari yang aku dapati di Ibu Kota. Bukannya mau membandingkan, tapi tak bisa dipungkiri bahwa di Bandung lah dingin untuk menyejukkan diri selalu aku dapati. Kenyamanan yang kau beri lebih dari kepenatan yang Ibu Kota selalu tawarkan.
Wahai kota masa taman kanak-kanakku, walaupun sekarang tak sesejuk aku saat berumur 5 tahun dahulu, tapi tetap saja dirimu lebih adem dibanding kota Jakarta yang semakin membuat aku meleleh di tiap siangnya.

Bandung,
Nikmat! Kata yang pantas untuk aku sematkan. Dirimu selalu hadirkan pesona kuliner yang memanjakan. Lidahku seakan protes bila dalam satu hari tak menjajal makanan di dalam dirimu. Bandung, mulai dari Batagor pinggir jalan, Bubur ayam yang tiap pagi absen lewat di depan rumah dengan gerobak, dan makanan sunda prasmanan ala Restoran Ampera terpampang jelas mengundang gairah dalam menikmati kenikmatan makanan.
Asal kau tahu, papaku selalu protes kalau aku sedang ada di Bandung loh. Aku pasti akan selalu mencak-mencak bila aku tak menikmati Mie Kocok yang ada di Jalan Bungsu.
Hai kota kembang, dirimu benar-benar tahu memanjakan lidah dan perutku. Terima kasih.

Wahai kota kembang, sang kota legenda lautan api. Dirimu selalu buat aku jatuh hati. Keanggunan mojang bandung yang memikat hati juga buatku jatuh hati. Kau memberikan cinta yang berbeda dari para wanitamu, dan kesopanan yang khas dari para masyarakat sundamu. Kau mempunyai masyarakat cantik nan madani yang membuat hati ini selalu ingin kembali menghampiri kota ini.

Baiklah Bandung, sekian saja aku tuliskan surat cinta ini.
Toh, tak lama lagi aku pasti datang lagi kepadamu. Membawa lagi sebongkah hati untuk kau puaskan, dengan segala keramahan, kesejukan, dan jajanan-jajanan yang memuaskan.

Terima kasih Bandung, aku cinta padamu, sampai ketemu ya.

Ditulis dengan cinta

SC

Thursday, January 24, 2013

Gaun Merah

Jam 17 : 09
Sore ini aku mengingat sekelebat pesan yang pernah aku baca dari salah satu sahabat bayangku.
Seorang teman yang ada di pikirku, yang selalu menari untuk beri inspirasi dalam lekuk - lekuk garis otakku.
Sebut saja namanya Nila.

"Hai Bunda, apa kabar?

Bunda, aku sudah menjadi seorang yang berarti. Meraih cita masa kecilku, menjadi seorang penulis. Pencerita kata - kata yang berbaris menjadi kalimat penyusun cerita - cerita cinta. Iya, bun aku sudah berhasil menciptakan karyaku sendiri. Kalau kau bisa melihat, tengok rak buku tema romansa di toko - toko buku itu, berikan perhatianmu pada buku bersampul warna merah, dengan tulisan "Benang Merah" sebagai penjelas judul buku itu.

Bun, kamu pasti tersenyum bangga bila melihat buku itu. Cerita cinta seorang ibu yang rela memberikan apa saja demi keberhasilan anaknya. Rela berpeluh dan menyembunyikan bulir air mata untuk kesuksesan anak tercintanya.

Bunda gaun merahmu masih ada di lemari bajuku. Tertata rapi dan masih anggun.

Bun, ingatkah dirimu saat dahulu kau memainkan mesin jahitmu dengan benang merah yang terlampir. Kau dengan telaten membuat satu gaun indah untuk aku pakai di kelulusan SMA ku. Walau aku masih mencak - mencak untuk membeli, kau dengan sabar meladeniku dengan membuatkan gaun yang jauh lebih indah. Sederhana tapi penuh cinta.

Bunda. Terima kasih banyak. Dengan gaun sederhana itu semua perhatian tertuju padaku. Walau dahulu aku tak sempat ucap terima kasihku padamu, karena gengsi dan kesalku, tapi kau tetap memberi dengan senyum dan penuh kasih kau mengecup keningku.
Di acara itu, Aku bak seorang ratu, dan tahukah kau bun, pria tampan yang aku suka diam - diam itu mendekatiku loh bu, dan saat ini tahukah kau bun, dia sudah jadi kekasih hatiku. Hehehe Bun, anakmu udah dewasa loh bu, udah punya pacar loh.

Bun. Sekarang aku sudah bisa beli gaun lainnya untuk aku pakai. Tapi kenapa ya gaun itu kalah indah dengan buatanmu dulu, bun? Bun, kau designer terhebat di hidupku. Terima kasih ya bun.

Bun, aku sayang padamu. Pengorbananmu kepadaku sangat tak terbalas. Kau rela membanting tulang sebagai pejuang tangguh. Dengan rela dan tulus hati bekerja mengganti almarhum ayah untuk memberi kualitas terbaik untuk masa depan anakmu.
Bun, terima kasih. *air mataku menetes nih, menulis ini*

Bun. Aku ini berhasil menghasilkan satu buku. Tapi entah aku nulis surat ini kepadamu seakan tak bisa sempurna. Aku getir dan getar dalam menggoreskan kata - kata untukmu. Aku, aku, aku tak tahu harus berucap apa untuk menyenangkanmu.

Bunda, Nila kangen bunda. :'(

Bunda, tadi aku nyoba lagi gaun bikinanmu, kekecilan sih. Hehe, aku kan udah gede. Tapi aku tetap cantik dibalut gaun merah itu. Bunda, aku suka gaun buatanmu. Kalau bisa, aku mau engkau bikinin gaun lagi.

Oh yaudah bunda, suratku cukup segini dulu. Aku benar - benar kagum terhadap gaunmu dulu, dan aku juga kagum terhadap cinta besar yang tak akan pernah bisa terbalas olehku. Terima kasih bunda.

Bunda, semoga kau bangga dengan pencapaianku saat ini.
Terima kasih bunda, tetap tersenyum dan jagain aku dari surga ya.

Dengan cinta dari anakmu,
Nila"

Surat itu terlampir cantik di pikiranku. Mungkin saja bisa menjadi cerita yang dapat terbagi. Ketika seorang anak yang bisa berucap terima kasih atas jasa seorang ibu yang selalu kekal sepanjang masa, Abadi.

Wednesday, January 23, 2013

Kepada Bapak Menpora

Rabu, 23 Januari 2013 ; 08:04 WIB

Selamat pagi.

Kepada yang terhormat Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga,
Bapak Roy Suryo

Selamat pagi sekali lagi pak, pertama - tama saya memohon maaf bila dalam penulisan nama anda saya tidak mencantumkan gelar atau berbagai hiasan - hiasan yang dapat mempercantik nama anda. Bukan saya tak ingin, tapi maaf saya kurang mencari informasi dalam hal memperindah nama bapak. Jadi maklumkan pak, dan maafkan kesederhanaan penamaan nama bapak dalam surat ini.

Pertama - tama saya ucapkan selamat pak atas pelantikan bapak menjadi Menteri Kepemudaan dan Olahraga pada tanggal 15 Januari 2013 lalu. Selamat loh pak, anda mengemban tugas baru lagi di jabatan kursi kepemerintahan.

Bapak Roy Suryo, sekali lagi saya memohon maaf bila pada awalnya saya sempat ragu atas kredibilitas anda dalam mengemban tugas menteri ini. Yah, saya ngetwit tulisan - tulisan bernada sindiran dalam halaman akun saya. Bukan bermaksud menjelekkan atau menjatuhkan pak, saya hanya satu dari banyak rakyat di Indonesia yang sempat ragu kepada anda yang berlatar IT untuk memimpin pemuda dan olahraga Indonesia.

Kalau saya boleh mengaku, saya sempat ngetwit kalau olahraga di Indonesia bakal berubah secara virtual semua. Kompetisi sepak bola di Indonesia, bakal berubah jadi kompetisi PS3, PC Game Sepakbola di Indonesia. PSSI berubah jadi PESSI (PES adalah game sepak bola di Indonesia). Maafkan pak, itu cuma ekspresi ragu saya waktu itu. Waktu sebelum bapak dilantik. Maafkan dan maklumi ya pak.

Kini anda sudah resmi menjabat. Kepercayaan Bapak Presiden kepada anda sudah sangat besar. Dan anda kini dipaksa untuk belajar dunia baru dalam kehidupan anda. Bapak Roy Suryo, selamat belajar pak.

Saya tak akan lagi menyindir anda, ataupun menaruh ragu dalam sosok anda. Saya menaruh respek tinggi kepada anda, salah satu sosok pemimpin negeri ini. Jangan kecewakan kami pak.

Satu harap saya pak. Saya pencinta sepak bola Indonesia pak, dan saya sudah muak dengan carut - marut kehidupan persepakbolaan negeri ini. Olahraga masyarakat Indonesia menjadi hancur karena keegoisan pihak - pihak yang berdalih menyelamatkan wajah sepak bola Indonesia, padahal mereka sepertinya hanya mementingkan kepentingan sendiri. Pak, saya tak mengerti dan mengikuti kisruh PSSI - KPSI, saya juga tak mau tahu, toh saya hanya penikmat dan pencinta sepak bola.
Jadi pesan saya pak. Tolong selesaikan masalah ini dalam masa kepemimpinanmu. Selamatkan sepak bola Indonesia! Buat Indonesia kembali ke jalur yang benar. Menjadi Tim Nasional yang disegani se-Asia Pasifik, se-Asia, bahkan se-Dunia! Pastikan talenta terbaik anak negeri yang membela panji garuda, dan tidak tertahan blokade keegoisan kisruh para petinggi yang menahan pemain membela timnas.
Malu pak, FIFA saja hampir menskors kita. Badan sepak bola dunia saja sudah gerah melihat tingkah - tingkah para orang (sok) hebat di jajaran pemimpin organisasi sepakbola Indonesia.
Pak Roy Suryo, selamatkan Tim Garuda. Selamatkan Timnas Indonesia!

Pak Roy Suryo, Itu satu harap saya kepada anda. Tak banyak, satu itu saja. Wacana pembubaran PSSI-KPSI yang engkau layangkan memberi angin segar. Tapi saya harap semoga bukan wacana saja ya pak.

Baiklah pak, saya sudah tak punya pesan apa - apa lagi. Saya hanya berharap bapak bisa menjalankan tugas kenegaraan bapak dengan baik dan tidak mengecewakan.
Selamatkan Timnas Indonesia ya pak! Garuda di dadaku :)

Oh iya pak,
Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo.
Saya rasa kini nama bapak sudah jauh lebih indah :)))

Permisi pak, demikian surat saya

ditulis dengan rasa hormat dan penuh harap

SC

Tuesday, January 22, 2013

Tak Lain dan Tak Bukan

Selasa, 22 Januari 2013
Jam di e-lounge kampus menunjukkan pukul 15:29
Setengah jam sebelum rapat BEM

Aku kerjain ini dengan buru - buru. Seakan mengejar waktu, rela untuk berani lari hadapi terjangan detik yang seakan tak mau kalah kencang. Berani mengerjai detak jantung yang terpaksa ber dag-dig-dug lebih cepat hanya untuk menuliskan sedikit kalimat dalam surat untukmu

Tak lain dan tak bukan
Teruntuk, @ChristyChibi

Apa kabar? Selamat sore. Apabila kau membacanya pagi, siang, atau malam, ya maklumi saja ya. Karena aku menuliskan surat ini dengan tergesa di tengah terjangan waktu yang terus memburu. Jadi terima salam selamat soreku.

Di luar hujan, Kici. Kamu apa kabar?
Basa - basiku agak garing ya :p
Semoga kamu baik saja ya. Cuaca ekstrim seperti ini semoga saja tidak membuat sesosok putri sepertimu terjerembab lemah, dan jatuh sakit. Jaga kesehatan ya. Jadwal manggungnya jangan bikin kamu kecapean. *halah, siapa aku ini mengingatkan kamu*

Oh iya, beberapa hari yang lalu, akun twittermu sempat di retas oleh orang yang tak bertanggung jawab ya. Astaga, masih saja ada ya orang yang iseng. Kejahatan dunia virtual memang seperti itu. Jadi jagalah dengan baik akunmu itu. Jangan dibiarin berdebu tuh akun twitternya, dan jangan lupa kalau aku mention kamu ya toh dibales. Berharap tingkat tinggi loh misalkan aku ngetwit kamu.
*halah, apalah ini. Emang yang ngetwit kamu cuma aku aja. Dasar egois*

Dan, avatar kamu ganti ya?
kamu makin cantik dengan senyum di fotomu itu.
Iya kamu cantik.

Ya sudah ya. Aku tak punya cadangan kata lagi, dan waktu yang aku punya pun sudah habis. Aku sudah diteriaki ketua rapat untuk turut serta dalam rapat ini. Maklum lah mahasiswa yang sok aktif dalam organisasi tapi tetap rela membagi waktu untuk menuliskan sedikit kata cinta kepadau. *ups*

Ya sudah ya, ini udahannya beneran.
Dadaaaah kamu yang sudah mencuri perhatian hati aku *halah*

especially for you @ChristyChibi

Ditulis dengan terburu - buru
Maaf bila urutan kata, kalimat, dan pesan yang ada jadi menentu

with much love,

SC

Monday, January 21, 2013

Sejumput Kalimat Untuk Pemimpin Jakarta

21 Januari 2013
Jam di sudut kanan bawah layar laptopku menunjukkan pukul 07:37
Selamat pagi :)

Selamat pagi Pak Jokowi dan Pak Ahok
Selamat pagi pemimpin Jakarta

Sekiranya, pantaskan saya seorang warga dari kota tetangga Ibu Kota menyampaikan beberapa kalimat penyemangat kalian bekerja.

Salam hormat,

Selamat pagi dan apa kabar pak ?

Pertama - tama saya hanya ingin memberitahu bapak, bahwa saya adalah salah seorang pengagum kharisma anda. Andaikata saya seorang warga Ibu Kota yang hari kemarin diberi kesempatan memilih pemimpin, tanpa ragu saya akan memilih anda loh pak, seorang pemimpin rendah hati dan bijaksana.

Pak Jokowi dan Pak Basuki.

Pak Jokowi.
Aksi kalian untuk membaur bersama rakyat sudah terlihat. Tanpa risih dan tak dibuat-dibuat, kau berani blusuk-blusukan ke daerah perkampungan Ibu Kota, daerah yang tertutupi wujudnya dibalik hingar bingar kehidupan metropolitan. Dengan gaya khasmu, kau memberikan angin segar bagi segenap warga untuk bersama - sama bekerja dalam membangun daerah mereka. Kau punya daya pikat untuk mendapatkan hati mereka. Kau hebat, pak.
Kau tak perlu bergaya ala pejabat "bintang lima" untuk mencuri atensi rakyat, karena kau lebih memakai kerendahan hati ala "kaki lima" untuk bisa membaur dengan rakyat. So Humble lah bila kata Orang Inggris. :p
Pak Jokowi, suatu saat bisakah kau mengajarkan kerendahan hati dirimu kepadaku ? :)

Pak Basuki.
Pak Ahok, kau seorang pemimpin yang tegas dan tak mau buang waktu. Sempat aku melihat berita tentangmu di berita yang disiarkan salah satu stasiun televisi. Ketidakinginanmu untuk sedikitpun menganggurkan anggaran dalam aktivitas keseharian Jakarta terlihat. Dana yang ada dalam pemerintah daerah sedikitpun tidak boleh lepas untuk pendistribusian kegiatan - kegiatan Ibu Kota. Tak boleh ada penyelewengan. Tak boleh ada korupsi! Semua uang harus terpakai sesuai konteksnya, tak ada yang boleh menyelinap ke kantong pribadi para oknum pemerintah, ataupun untuk duit senang kehidupan para oknum petinggi. Tegas!
Pak Basuki, suatu saat bisakah kau mengajarkan ketegasan dan kedisiplinan dirimu kepadaku ? :)

Pak Jokowi dan Pak Basuki.
Manuver kepemimpinanmu sudah terlihat. Banyak menuai cinta rakyat. Tapi, belum genap 100 hari kalian menjabat. Satu ujian lagi terlampir untuk kalian harus hadapi. Tak tanggung, pak. Banjir besar, bencana alam yang kini sapa kalian untuk diselesaikan.
Jebolnya tanggul Latuharhari, Banjir besar di daerah Kampung Pulo, Tanjung Duren, Pluit, Slipi, dan yang paling mencengangkan di Bundaran HI, dan Istana Presiden.
Ujian besar menghadang kalian. Kerutan dahi menunjukkan bahwa kalian berpikir keras untuk menyelesaikan bencana ini. Tak ulur waktu kalian cepat bertindak.

Pak Jokowi dan Pak Ahok.
Aksi kalian sungguh hebat! Ujian demi ujian kalian coba lewati dan sungguh berhasil. Dengan taruhan waktu, pelan demi pelan Jakarta kembali pulih. Walau belum seutuhnya, tapi kalian sudah membuktikan bahwa kalian tak hanya duduk manis di kursi empuk dan sok berpikir. Kalian terjun langsung dan langsung mencari solusi. Kalian terjun langsung dan memberi pertolongan pada segenap pengungsi yang dievakuasi.
Tak bermaksud meninggikan hati, tapi memang duet kalian pantas disanjung setengah mati.

Pak Jokowi dan Pak Ahok.
Saya sebagai rakyat kota tetangga Jakarta benar kagum terhadap kalian. Tak hanya warga Jakarta yang cinta kalian. Kami di daerah Kota Hujan pun jatuh hati kepada kalian. Dan aku pikir, seantero Indonesia sudah sangat hapal harum citra kepemimpinan hebat kalian berdua. Dunia pun mengakui, kan.
Pak Jokowi dan Pak Ahok.
Memang ada segelintir orang yang tak suka pada anda. Tapi ya biarkan saja, pak. Lebih banyak massa yang cinta kalian daripada para pemaki jahanam yang tak tahu apa - apa. Seperti kata pepatah, Anjing menggonggong kafilah berlalu.

Pak Jokowi dan Pak Ahok.
Teruskanlah memimpin Jakarta. Untuk saat ini, kami percaya bahwa kalian bisa menyembuhkan Jakarta yang sedang cedera. Lumpuh Jakarta kami yakin hanya sesaat, karena kalian akan membangunkannya dan membuat Ibu Kota kembali berlari.
Terus maju, pak. Pemimpin Ibu Kota!

Mungkin sekian dari saya untuk anda Pak Jokowi dan Pak Ahok.
Sekiranya ada kata - kata yang tak berkenan. Mohon dimaafkan.
Terima kasih atas perhatiannya.

Tetap senyum, rendah hati, tegas, dan disiplin
Pak Jokowi dan Pak Ahok


Dengan rasa cinta dan penuh kagum


SC

Thursday, January 17, 2013

Kemana Dirimu ?

17 Januari 2013.
Dengan mata yang masih sayu, sesaat setelah bangun tidur siang.
Jam 17:20, jam dinding di kamarku menunjukkan waktu.

Astaga, hari ini kau benar malu-malu untuk tampakkan wujudmu. Hanya sesaat tiba, kemudian hilang lagi tergantikan tamu lain.

Biasanya kamu selalu tanpa malu bangunkan diriku. Di pagi hari kau biasanya menyelinap diam-diam memberi pelukan hangat untuk menyadarkan aku memulai kehidupan. Memberi awal sebuah senyuman sembari menarik selimut kantuk yang melingkupi diri sedari netra ini menutup, memberi istirahat nyaman hingga kau datang untuk kembali lagi hadir temani hidup di hadapku.

Hari ini kamu malu-malu datang kepadaku. Biasa tanpa mengetuk kau sudah hadir di ruang kamarku, dan dengan lembut, menjalari tubuh dengan kehangatan sentuhan-sentuhan lembutmu. Kau selalu datang tanpa menyentuh, hanya mengelus, untuk berikan aku awal yang nyaman, awal yang indah, untuk memulai hari dengan lengkung bibir pertanda senyum, senyum di wajah, dan juga di hati.

Hari ini, sepertinya kamu pergi sebentar tak menyapa. Hingga aku harus terlalu larut untuk tenggelam dalam kenyamanan singgasana mimpi. Dingin yang menjalar di ujung kaki menggantikan hangat dirimu yang biasa sapa pagiku, paksa aku semakin menarik selimut, meringkukkan badan untuk melanjutkan mimpi tidurku. Hari ini kau tergantikan miliaran kubik air, yang turun dari langit, bersama payung awan mendung yang sedari malam sudah jarah tempatmu di atas bumiku.

Kemana dirimu ? Memang, di saat seperti ini aku selalu merindukanmu. Di saat dingin tak dapat lagi menjadi karib. Di saat hujan semakin menjadi, hadiahkan genangan tak terperi yang orang-orang sebut banjir. Kemana dirimu ? Apakah kau sedang tak ada di tempat, hingga harus berikan langit sendu untuk gantikan dirimu ?

Wahai dirimu. Di sore ini aku benar-benar rindu terhadapmu. Setelah aku memperhatikan beragam peristiwa semi-pilu yang menghantam negeriku. Di saat pengganti dirimu lumpuhkan jantung negaraku. Di waktu hujan bersama kabut abu-abu dengan perkasa mengirimkan bertriliun-triliun tetes air menggenangi Ibu pertiwi.
Indonesia mengalami musim hujan. Jakarta tenggelam!

Hai kamu, setidaknya cepatlah kembali dari rantaumu! Memang belum waktumu menggantikan si awan mendung bersama pasukan airnya. Tapi, setidaknya datanglah kamu hampiri kami, memberikan busur warna-warni Tuhan terlukis di atas langit biru sehabis guyuran hujan. Aku butuh kamu untuk berikan lengkungan pelangi yang bisa memberikan anastesi untuk hati kami yang sedang cedera karena menghadapi bencana banjir ini.

Hai kamu, yang sedari tadi pagi pergi. Datanglah sesegera mungkin. Bulan ke-5 adalah jadwalmu memang. Bila dirimu tak mau untuk melanggar jadwal, sampaikanlah suatu pesan dari ku kepada sahabatmu. Bisikkan kepadanya agar menurunkan hujan sepantasnya. Kami butuh air secukupnya, tak usah berlebih. Beritahukan ini kepada teman mendungmu itu.

Hai kamu. Kami merindukanmu. Merindukan sentuhan hangatmu. Merindukanmu, yang selalu datang sebagai penyemangat pagi. Pemberi warna emas, langit biru, dan awan putih bagi seisi bumi.

Hai kamu.
Ini untukmu, Matahari.


Dengan hormat,
sembari berharap dingin ini segera terlepas dari ujung kaki

SC

Wednesday, January 16, 2013

Entahlah, Masih Tetap Kamu

16  Januari 2013
Sehabis kembali dari kampus
Selamat sore, waktu di jam tangan digitalku menunjukkan pukul 16:14 saat ini.

Lembayung senja sudah mulai menggerogoti langit biru yang sedari tadi sendu dipayungi awan hitam yang seakan perkasa gagah menurunkan rintik kecil ke atas bumi ini.
Dingin ini membawaku kembali ke dalam ingatan memori masa lalu, saat aku bersua denganmu, saat masa putih abu-abu, saat masa malu-malu untuk ungkapkan sesuatu yang tersangkut di kalbu, ya masa SMA di saat jatuh cinta membuat lidah kelu dan diri membeku.

Senyumku sadarkanku bahwa 7 tahun ini otakku tak bisa lepas dari bayang dirimu, entah kenapa bisa terkungkung tak terlepas, entah kenapa tak bisa lari pergi malah berjalan di tempat.
Aku tak bisa move on ? Halah, persetan dengan kata itu. Nasihat banyak orang untuk lupakan sosokmu kian buatku terjerembab tak ada daya. Sudah jelas aku ini cinta kamu. Kamu cinta aku. Hanya saja retak kecil buat kita menjauh dari sebuah ikatan. Tautan tangan pun terlepas, aku terlempar ke utara bersama hatiku, kamu terlempar ke selatan bersama sanubarimu. Jauh!

Aku coba untuk turut apa ucap sahabatku. Memulai kisah baru dan coba untuk hapus goresan kisah indah kita dahulu.
Tapi! Apa?!
7 tahun! 3 cinta pernah tertambat di hatiku! Tapi! Setelah itu aku masih tetap saja mengingat kamu!

Dear kamu.
Gerimis tadi memang tak buatku basah, tapi gerimis tadi kuyupkan ingatan dan hatiku.
Kenangan saat kita dahulu, bermain hujan untuk ungkapkan rasa bahagia. Saling berpelukan, hangatkan sepasang tubuh yang mencoba menantang hujan.

Hai kamu, surat ini memang hanya barisan kata yang tersusun menjadi kalimat rasa rinduku padamu. Entah kamu baca ini sederhana, atau sulit dimengerti. Tapi yang pasti, hari ini aku kembali mengingat kamu, kembali mengingat kita. Di atas panggung dunia ini, menari di atas gemericik air, berbalas menginjak genangan untuk saling membasahi, memberi satu hangat bagi kita berdua di saat hujan benar-benar menghantam baju hingga ke kulit kita.
Mendung dan hujan hari ini ingatkanku kepadamu.
Kenapa?
Entahlah, masih tetap kamu di hatiku.


dengan cinta dan sedikit tetesan air hujan :)
SC

Monday, January 14, 2013

Teruntuk Kamu

14 Januari 2013
19 Hari beranjak dari ulang tahun ke 22 mu
9 Hari bergulir dari ulang tahun ke 20 ku

Teruntuk @ChristyChibi

Selamat pagi, siang, sore, malam.
Aku tak tahu kapan kamu akan membaca surat ini, bahkan aku pun tak tahu apakah surat ini akan terlintas melewati sepasang matamu atau tidak.
Tapi yang jelas aku akan tetap menulis surat ini, dengan kerendahan hati, dan juga harapan yang sangat tinggi.
Satu asa agar dirimu bisa mendapati surat ini, membacanya, dan tersenyum pada akhirnya.

Apa kabar dirimu di sana?
Ehm! Baiklah jangan mengerutkan wajahmu seperti itu dulu dong! Aku tahu dirimu memang belum mengenal aku. Dan seperti kata orang don't talk to the stranger, huh? :)
Oke, oke izinkan aku untuk memperkenalkan diri.
Sebut saja aku SC, aku tak mau menyebutkan nama asliku, anggap saja karena aku seorang pemalu yang hanya bisa menyebutkan inisial untuk memperkenalkan diri.
Ehm, kamu belum mengenal aku, begitu juga aku terhadapmu. Tapi setidaknya aku mengetahui dirimu, ya kamu! Christy Saura Noela Unu.
Kok bisa? Yaiyalah, media banyak menayangkan tentang dirimu.
Apalagi ya?, sepertinya perkenalan diriku cukup sekian dulu, toh aku menulis surat ini bukan untuk menarsiskan diri di hadapmu.

Baiklah, sekali lagi aku tanya ke kamu.
Apa kabar dirimu di sana? Semoga saja tetap luar biasa.
Maafkan aku menanyakan ini, soalnya dewasa ini aku jarang sekali untuk memantau keadaan dirimu di layar kaca, di siaran radio, bahkan di dunia kicau 140 karakter pun kau sulit sekali untuk ditemui.
Kau yang terlalu sibuk, atau aku saja yah yang sedang tertinggal kabar tentangmu? Tapi apapun itu aku yakin kau akan tetap luar biasa Princess Noela. :)

Beralih ke hal lain ya.
Aku mau memberitahumu sedikit rahasia. Tentang usahaku dalam menjalani hidup dikarenakan kamu.

Jujur saja. Kamu adalah alasan untuk aku berani lagi bermimpi menjadi seseorang yang berarti di masa depan.
Kamu adalah alasan dimana aku berani lagi untuk berkomitmen mencari jalan agar dapat masuk ke dalam dunia tulis-menulis, dan dunia hiburan.
Kamu adalah alasan untukku agar mimpi yang kini sedang aku usahakan dapat membuahkan hasil kehidupan yang lebih baik di masa depan.
Kamu adalah penyemangatku untukku kembali mengejar mimpi.
Mimpi yang sempat redup karena aku lelah untuk menggapainya, mimpi yang sempat aku coba kubur karena aku rasa mustahil untuk menyentuhnya.
Sederhana. Aku kembali berani bermimpi karena kamu.

Lucu yah? Kalau dipikirkan baik-baik sih memang terlihat lucu.
Memang apa hubungannya yah antara kamu dan mimpiku? :D
Aku beritahu satu hal.
Aku ingin mengenal dirimu. Dan aku ingin (setidaknya) engkau mengenal diriku.
Satu pertukaran perkenalan yang mungkin saja bisa berarti dalam cerita kehidupan yang sudah ditentukan.
Aku rasa untuk mengenal dirimu butuh kerja keras yang akan membuahkan hasil suatu pintu masuk ke dalam kehidupanmu.

Lagi-lagi engkau mengerutkan dahi? tak mengerti yah?
Hahaha, sudahlah sederhananya begini.
Aku ingin bertemu denganmu, berkenalan denganmu, dan membuat hidupku berarti karenamu.
Maka dari itu, aku yang "bukan apa-apa" sekarang dalam kehidupanmu, harus menyentuh level "apa-apa" untuk mendapat atensi dirimu, dan untuk mendapat level "apa-apa" itu, aku harus menghasilkan karya dalam kehidupan, sehingga aku bukan hanya menjadi "apa-apa" dalam kehidupanmu, melainkan menjadi seorang "apa-apa" di dalam kehidupanku sendiri.
Intinya. Kamu alasan aku untuk menjadi "apa-apa" dalam kehidupan ini.

Sepertinya cerita hidupku yang berkaitan denganmu cukup sampai sini dulu, yah.
Walaupun masih ada beberapa kisah serupa tentang kehidupanku yang bersinggungan denganmu. Tapi, anggap saja cerita singkat dalam "surat cinta" ini bisa menjadi awal bagi kamu untuk sedikit melirikkan netramu kepadaku :p. Hehehe.

Pada akhirnya, aku mengucapkan terima kasih kepada dirimu.
Christy Saura Noela Unu
Yang secara tidak langsung menjadi alasan untukku kembali bermimpi menggapai segala kesuksesan cita-cita dan asa dalam cerita kehidupan.

Thank you and much love,
Christy Saura Noela Unu

Tertanda,
SC

Wednesday, January 9, 2013

Aku Terbangun

Aku terbangun pagi ini. Bukan karena sinar mentari yang menyelinap masuk dari bilik jendela kamarku, melainkan karena sejuk tak biasa yang getarkan tubuhku menggigil. Ya, aku kedinginan mendapati hari baru hari ini.

Aku terbangun dan menggeliat malas, berguling ke kiri balas ke kanan. Ah, aku malas untuk beranjak dari singasana istirahatku, cuaca seperti memaksaku untuk tetap terbaring, dan hawa dingin merasukiku untuk menutup mata melanjutkan tidur tampanku. Ya, di kamar ini, aku layaknya The Most Sleeping Handsome, menyaingi kisah The Sleeping Beauty.  
Hoahm, aku kembali menguap sembari mengucek-ucek mata.

Aku terbangun mencari alat komunikasiku. Sebuah telepon pintar yang aku sembunyikan di bawah bantal tempatku menggeletakkan kepala saat beristirahat. Tanganku menelusup, dan berjalan mencari salah satu benda berhargaku itu. Gotcha! Dapat! Aku tekan tombol pembuka kunci, dan... Deg!

Kemarin siang...
"Maafkan aku, aku sudah tak bisa lagi denganmu,"
"Hah? Tapi kenapa? Apa salah aku? Aku ngga mau putus!,"
"Ngga bisa! aku udah ngga bisa lanjut lagi. Kita udah terlalu jauh! Aku cape sama jarak kita! Aku cape terus ngarepin kamu di samping aku, tapi kamunya ga pernah bisa, Aku cape,"
"Tapi..., bukannya ini udah pernah kita bahas,"
"Udahlah, aku cape,"
"Tapi..., please sayang, aku sayang sama kamu, kamu ngertiin aku dong,"
"Udah, maafin aku,"
dan kamu pergi. dan aku diam tak percaya jarak hancurkan kita.

Aku terbangun di kota ini. Masih di atas tempat tidurku.
Menatap layar telepon selulerku. Menatap foto kita berdua di saat kita masih bisa tersenyum berdua.
Foto di kotamu, kota yang harus aku tinggalkan untuk melanjutkan hidupku.
Kota tempat kita berdua dahulu berjanji untuk menjaga hubungan kasih berdua.

Aku terbangun dan sadar hujan di luar datang menemuiku.
Kota sejuk ini buat semuanya berantakan.
Semalam aku harus kembali lagi kesini untuk hadapi kenyataan.
Semalam aku sudah kembali lagi dari kota mantan kasihku hanya untuk menghancurkan hatiku sendiri.
Semalam kelemahan selimutiku, pertanda hubunganku tersungkur di hadapan realita jarak.

Aku terbangun dan sadar.
Hujan ini lambangkan kehancuranku.
Hujan ini juga sejukkan hati panas remukku.

Aku terbangun pagi ini tanpamu.