Pages

Saturday, March 1, 2014

Berhasil!

28 Februari 2014

(Surat ini seharusnya ditulis tanggal 1 Maret 2014)

Dear Nona Kitty, Vierena Tirza Dwivantiara

Di saat kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada (DI RUMAH), aku titipkan segala perasaan yang aku punya, dan mohon kamu menjaganya dengan baik.

Haha, pembukaan di atas sudah layaknya surat-surat di film perang. Suatu kondisi dimana seorang tentara harus berangkat tugas ke medan perang untuk membela pasukannya, dan dia harus pergi dari rumah tanpa pamit kepada istrinya.

Eits, tapi sebentar dulu. Aku bukan tentara. Aku bahkan tidak mengikuti akademi militer, ataupun akademi polisi. Seperti yang kamu ketahui sendiri, saat ini, di saat kamu membaca surat ini. Aku sedang berada di tempat kita menunaikan Bakti Sosial organisasi yang kita naungi, BEM FE UG. Dan surat ini aku tuliskan untuk menuntaskan surat #DuaHati terakhir bagianku, agar target kita untuk tetap konsisten dalam mengikuti kegiatan #30HariMenulisSuratCinta dapat dinyatakan berhasil.

Merupakan suatu prestasi tersendiri bagiku. Sejujurnya ini adalah keikutsertaanku yang pertama kali dalam program #DuaHati, sama seperti kamu yang aku cemplungi ikut program ini untuk menemaniku. Aku berpikir bahwa surat-menyurat kita ini akan berhenti di tengah jalan, akibat rutinitas kita yang tak terpri dan tak tertahankan, tapi apa mau dikata. Kita berhasil menempuh perjalanan 1 bulan penuh berbalas surat, dan sampailah kita pada kepuasan batin masing-masing.

Dalam surat ini aku mengucapkan terima kasih atas kesediaanmu menemaniku mengikuti program gubahan @poscinta ini. Tidak kusangka aku bisa mendapati kamu sebagai partner dalam event yang aku ikuti hampir 2 tahun belakangan ini.
Terima kasih juga terus memompa semangat dan mengingatkanku untuk tetap menafasi #DuaHati kita. Ya terkadang aku suka lupa, terlambat, atau acuh. Tapi karena kamulah aku terus bertahan agar bisa menyelesaikan misi menulis bersama ini.
Dan terima kasih telah menjadi Nona Kittyku. Ya, di surat ini kau akan selalu menjadi nona Kittyku, dan di kehidupan nyata kau akan menjadi nona Telaumbanuaku. Tjeileh.

Ya, sayang. Banyak terima kasih juga untuk berbagai hal yang ada selama kita menjalani program #DuaHati. Biarlah kegiatan yang kita ikuti ini bisa menambah pengalamanmu dalam menulis, meningkatkan kemampuanmu, memperluas jaringan sosialmu, dan yang terpenting meningkatkan perolehan pundi-pundi amor di dalam hatimu untukku.

Sekali lagi, selamat atas keberhasilan kita.

Aku sudah menginjak garis finish di surat ini, dan esok aku menanti kakimu untuk bersanding denganku di garis akhir melalui surat terakhir yang akan menutup manis perjalanan #DuaHati kita.

Akhir kata, Terima kasih dan Selamat.

#30HariMenulisSuratCinta #DuaHati #PosCinta

Tertanda,


Tuan Suno Christiawan Telaumbanua

Thursday, February 27, 2014

Cepe

27 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Halo Nona. Surat hari ini tidak akan terlambat seperti surat terakhir kemarin. Ya maafkan saja yang lalu ya. Hari ini aku mencoba untuk menyelesaikan tanggung jawab tepat pada waktunya.

Aku mau membahas apa ya hari ini? Jujur aku rada sedikit bingung. Ya, kamu tahu aku kan. Aslinya pendiam, dan tidak banyak bicara.

Oh iya, apakah di daerah rumahmu hujan sepanjang pagi dalam kurun 2 hari ini? Karena di rumahku begitu. Entah apa maksud atau pertanda dari Tuhan melalui semestaNya, menurunkan hujan di pagi hari menggantikan titik embun sejuk yang selalu merajai intip-intip matahari. Tapi, mari kita imani saja, apapun yang dikerjakan olehNya, merupakan sesuatu yang luar biasa melebihi akal, pikiran, serta kemampuan manusia.

Nona, kau tahu. Judul suratku di atas. Cepe, alias 100. Yihaaa \o/

Apanya yang 100? mungkin kau bertanya-tanya. Mari aku beritahu. Ini adalah postingan ke-100 di blog "Melancholy Essay" ini. Ya, buatku ini adalah suatu raihan pribadi. Kamu tahu sendiri, aku orang yang tidak betahan untuk bertahan di suatu blog. Kamu pun tahu sendiri, sudah banyak blog berlumur "dosa"ku yang bergelimpangan di ranah maya, menjadi usang, dan dijejali banyak sarang laba-laba.

Prestasi yang aku torehkan ini semakin lebih bermakna lagi dikarenakan postingan ke-100ku bersama denganmu. Melalui program #DuaHati dalam event #30HariMenulisSuratCinta gubahan @poscinta. Aku berhasil mengukir sejarah, dan membuktikan setia untuk tetap membuat blog ini tetap bernafas.

Indah ya, membuat tulisan ke-100 untuk seorang kekasih hati. Tjeileh.

Ya sudah sayangku. Aku senang bisa menancapkan postingan ke 100 di blogku ini, terlebih berbentuk surat yang kusarangkan padamu.

Maka dari itu, aku harap engkau bisa menerima surat ini pun dengan sukacita dan senang hati. Agar kebahagiaanku bisa menulari dirimu, dan engkau pun bisa bahagia menjalani hari ini.
Karena, tak bisa disangkal bukan. Sukacita merupakan penawar bagi setiap macam pergumulan kehidupan.

Sekian suratku hari ini.
Bahagialah!

Tuan yang berhasil nulis postingan ke-100

Wednesday, February 26, 2014

Surat Terlambat

26 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Ya seharusnya surat ini aku tuliskan tanggal 25 Februari 2014. Tapi, ya dikarenakan kemarin itu aku terlalu banyak yang harus dikerjakan (padahal mah ga ada kerjaan), aku malah lupa menulisimu surat. Ya, mau bagaimana lagi, namanya lupa, ya tidak ingat.

Okay, nona. Aku mulai saja surat terlambat ini.

Di surat terakhir kamu membahas geng motor ya. Non, kau tahu. Aku sebenarnya tidak terlalu bermasalah dengan geng motor penyebab huru-hara yang meresahkan warga bekasi dan sekitarannya. Ya, jujur, walaupun aku memang terkadang was-was sebab ulah mereka. Tapi menurutku, dengan kewaspadaan yang tinggi dan tidak berbuat nyeleneh di jalan. Aku rasa geng motor itu juga males nyerang orang yang tidak menarik perhatian, di samping perawakan aku yang terkadang mirip pimpinan mereka. Tidak, aku tidak menyeramkan, aku hanya lebih punya kharisma yang menundukkan. Tjeileh.

Jadi santai saja. Asalkan aku bisa menjaga diri dengan baik. Aku pikir, geng motor itu tidak akan mencelakai aku. Di samping itu, banyak orang termasuk kamu yang selalu mendoakan keselamatan aku. Dan aku pikir juga, Tuhan belum menyelesaikan skenario kehidupanku. Dia tidak akan tega, menyelesaikan cerita kehidupanku di tangan geng motor. Aku pikir sih.

Beralih dari geng motor. Mari kita bahas soal perkuliahan. Aku tahu kita sedang masuk masa libur yang sangat tidak seimbang dengan jumlah masa aktif perkuliahan. 6 bulan panjang, harus dibayar dengan 1 minggu yang singkat. Tapi untungnya aku tidak terlalu mempermasalahkan, karena selama 6 bulan yang panjang itu pun aku juga jarang masuk ke kelas sih.
Ehm, kamu tahu. Aku penasaran dengan Indeks Prestasiku. Naik tidak ya, aku harap sih naik walaupun barang sedikit. Ya kiranya aku masih tetap bertahan di angka 3komasekian. Menurutmu, IPmu gimana?

Ya sudah, sepertinya surat terlambatku hari ini sampai sini dulu. Ya aku kira tukang pos Dua Hati ku bakal menjitak aku karena terlambat mengirimkan surat. Tapi tidak apa-lah. Dijitak tukang pos, tidak sesakit tidak menerima surat balasanmu.

Sampai sini dulu yaa,
Ciao

Tuan penulis surat terlambat. (Maafin yaaa nona, dan juga kang pos. *sungkem*)

Sunday, February 23, 2014

Urusan Si Gigi Bungsu

23 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Ah, aku tidak kaget surat Smurfettemu kemarin akan kau tuliskan untuk membalas surat RoboCopku. Ehm, bukan aku sok tau, tapi sudah cukup lama aku bersama denganmu. Sudah barang pasti, bila diizinkan untuk memakai film yang kau suka alih-alih membalas surat. Kau tanpa ragu akan mengambil makhluk biru kecil-kecil yang selalu terlihat bahagia, bernama Smurf. Okay, sekarang mari kita beralih membahas hal yang lain lagi.

Kau tahu sendiri. Sesungguhnya, aku bukanlah orang yang mempunyai segudang tema, yang dapat dilempar dalam meja pembahasan surat-menyurat kita. Kau tahu sendiri bahwa aku pria pendiam, yang apa-apa sering dipikirkan sendiri, dan setelah itu mumet kemudian uring-uringan tak jelas.
Tapi kau tahu sayang, demi kamu. Aku akan terus mencoba mengulik apa saja yang bisa kita bahas, agar surat ini terus berjalan hingga akhir nanti.

Hmmm *aku berpikir*

Apa ya? Sebenarnya di Minggu sore ini, tidak ada yang bisa aku bahas. Bukan, bukan karena aku tak mau melempar bahasan. Tapi, ini lebih ke sakit gigiku yang nyut-nyutan. Si bungsu dari clan geraham, keluarga gigi, baru mau muncul dan seperti pada umumnya, kehadirannya membuat ulah dan nyeri yang tak bisa dikilah.
Tapi aku tak keberatan dengan ini semua. Masa-masa tumbuh gigi bungsu adalah fase wajar yang akan selalu dialami oleh setiap manusia (yang tentunya memiliki proses pertumbuhan gigi pada umumnya). Dan kata orang-orang, tumbuhnya gigi bungsu merupakan salah satu tanda bahwa masa usia dewasa sudah mengintip di depan pintu. Lalu bila si bungsu itu sudah merapat bersama gigi-gigi lainnya, saat itulah, fase usia dewasa lainnya telah dimulai.

Sedikit berkhayal. Kalau hubungan kita diandaikan sebagai proses pertumbuhan gigi. Sesungguhnya kita sudah cukup dewasa. Sudah banyak nyeri-nyeri akibat gigi cinta tumbuh di antara kita. Pertumbuhan cinta, selalu diiringi dengan pendewasaan diri masing-masing. Dimana satu sama lain semakin menurunkan ego masing-masing, demi perwujudan kebersamaan yang indah.
Nah, kalau sudah seperti itu. Segala macam tujuan yang sudah direncanakan pasti akan berjalan dengan baik. Karena menurutku, kedewasaan merupakan modal untuk dipercaya menampuk tanggung jawab besar yang lain lagi dalam perjalanan cerita kita nanti.

Ya, jadi. Semoga kau bisa mengerti isi surat ini. Aku mencoba untuk menyambungkan problema nyeri gigi bungsuku ini dengan pendewasaan perasaan kita. Ya penjelasannya seperti tadi. Ya, ribet memang, tapi aku yakin kamu mengerti.

Baiklah, sudah dulu ya. Sepertinya si gigi bungsu ini sedang cari perhatian. Nyerinya memang timbul-hilang, sama kaya konflik-konflik kecil pemersatu kita. Hehehe :)

Selamat Hari Minggu, Kitty

Ini suratku hari ini,

Tuan yang sedang tumbuh gigi geraham bungsu.