Pages

Wednesday, February 26, 2014

Surat Terlambat

26 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Ya seharusnya surat ini aku tuliskan tanggal 25 Februari 2014. Tapi, ya dikarenakan kemarin itu aku terlalu banyak yang harus dikerjakan (padahal mah ga ada kerjaan), aku malah lupa menulisimu surat. Ya, mau bagaimana lagi, namanya lupa, ya tidak ingat.

Okay, nona. Aku mulai saja surat terlambat ini.

Di surat terakhir kamu membahas geng motor ya. Non, kau tahu. Aku sebenarnya tidak terlalu bermasalah dengan geng motor penyebab huru-hara yang meresahkan warga bekasi dan sekitarannya. Ya, jujur, walaupun aku memang terkadang was-was sebab ulah mereka. Tapi menurutku, dengan kewaspadaan yang tinggi dan tidak berbuat nyeleneh di jalan. Aku rasa geng motor itu juga males nyerang orang yang tidak menarik perhatian, di samping perawakan aku yang terkadang mirip pimpinan mereka. Tidak, aku tidak menyeramkan, aku hanya lebih punya kharisma yang menundukkan. Tjeileh.

Jadi santai saja. Asalkan aku bisa menjaga diri dengan baik. Aku pikir, geng motor itu tidak akan mencelakai aku. Di samping itu, banyak orang termasuk kamu yang selalu mendoakan keselamatan aku. Dan aku pikir juga, Tuhan belum menyelesaikan skenario kehidupanku. Dia tidak akan tega, menyelesaikan cerita kehidupanku di tangan geng motor. Aku pikir sih.

Beralih dari geng motor. Mari kita bahas soal perkuliahan. Aku tahu kita sedang masuk masa libur yang sangat tidak seimbang dengan jumlah masa aktif perkuliahan. 6 bulan panjang, harus dibayar dengan 1 minggu yang singkat. Tapi untungnya aku tidak terlalu mempermasalahkan, karena selama 6 bulan yang panjang itu pun aku juga jarang masuk ke kelas sih.
Ehm, kamu tahu. Aku penasaran dengan Indeks Prestasiku. Naik tidak ya, aku harap sih naik walaupun barang sedikit. Ya kiranya aku masih tetap bertahan di angka 3komasekian. Menurutmu, IPmu gimana?

Ya sudah, sepertinya surat terlambatku hari ini sampai sini dulu. Ya aku kira tukang pos Dua Hati ku bakal menjitak aku karena terlambat mengirimkan surat. Tapi tidak apa-lah. Dijitak tukang pos, tidak sesakit tidak menerima surat balasanmu.

Sampai sini dulu yaa,
Ciao

Tuan penulis surat terlambat. (Maafin yaaa nona, dan juga kang pos. *sungkem*)

No comments:

Post a Comment