Pages

Thursday, June 20, 2013

Mulai

Mulai

Terkadang menjadi kata dua makna. Bisa diartikan sesuatu awal dari cerita indah, ataupun kengerian dalam menutup satu kisah. Tak berani berasumsi dalam hal yang sekarang mulai dirintis. Tapi satu hal aku mencoba untuk mengindahkan segala pandangan untuk menarikmu menjumpai cerita dalam hidupku.

Aku lelaki, kamu wanita. Tak pelak dan tak usah diingkari. dua kata yang berdiri sendiri itu bisa menyatu. Aku, kamu, menjadi kita. Kenapa tidak? Tak sulit memang menyandingkan mereka. Tapi sesuatu yang berharga biasanya butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Seperti aku yang butuh atensi lebih dari kamu, ataupun kamu yang butuh penyesuaian lagi dalam menghadapi sesosok hati yang baru.

Aku takkan meminta, apalagi memaksa. Disini aku hanya mencoba untuk terus bergerak. Bukankah kamu telah mengguratkan satu janji, mencoba untuk balut sedikit goresan dari kejatuhan hati? Entahlah janji itu terucap darimu untuk siapa, mungkin aku terlalu percaya diri menyematkan kepada diri ini. Tapi, tak salah kan?

Mari kita berandai. Mencoba untuk melakukan fantasi agar kita punya persiapan bila semesta ini menyatukan kisah kita. Anggap saja aku tinggal berdiri dan bergerak maju meninggalkan lecet dari hati yang sempat terduduk penuh peluh di hadapan satu kesalahan yang buat aku selalu mengeluh. Anggap saja kamu tinggal memantapkan hati, memutuskan segala kesimpulan yang harus kau sikapi kepada satu titik hasil.
Anggap saja kita berdua sudah menyelesaikan masalah - masalah kita. Tak kan ada cela lagi bagi kita untuk melengkapi satu sama lain perasaan. Anggap saja mengaitkan satu hati kepada hati yang lain.
Dalam hal ini empunyaku terhadap kepemilikanmu. Bolehkah?

Sesal itu sesak. Dan menghambat segala nafas cinta yang beredar dalam lingkup hati yang berputar - putar. Sebelum itu terjadi biarkanlah semua itu berjalan apa adanya. Toh, tidak ada tuntutan untuk kita bersama. Karena tak ada yang mau kita saling terluka dikarenakan kita mengedepankan kehendak tanpa memperhitungan segala sisi pertimbangan pikiran.
Biarlah waktu yang menari mementaskan masa dalam menggabungkan rasaku dan rasamu. Kalau tergabung mari kita saling mencinta, bila tidak mungkin takdir yang mungkin kita persalahkan.

Baiklah. Tak dapat lagi segala hal tertuang dalam barisan kalimat yang beriring rapih dalam halaman maya ini. Anggap saja karangan ini menyatakan bahwa aku akan mencoba untuk memulai kisah baru bila kau mengizinkan. Atau kamu siap memberikan satu reaksi positif ketika kau sudah bisa berdiri dalam satu simpulan yang menyejukkan.
Satu pesan. Jangan karena memaksakan kita jadi terluka (lagi)

Mulai.
Selalu menjadi awalan dalam menghadapi satu perjalanan. Entah seperti bagaimana selanjutnya, tapi "mulai" adalah tantangan awal yang harus ditaklukkan bila kau ingin menjalankan.

Kita sudah bertemu. Kita sudah saling menatap. Kita (aku rasa) sudah saling punya rasa. Tinggal kita berani untuk melangkah, mencoba untuk mempertautkan genggaman dalam satu keyakinan perasaan. Sisanya nanti tinggal putusan untuk memberikan nama penghias status dalam satu hubungan.

Aku dan kamu. Beranikah untuk memulai? :)

Tuesday, June 11, 2013

Melepasmu? Bukan Perkara Mudah

Satu titik dimana aku sudah tidak sanggup lagi untuk berkata - kata. Satu waktu dimana retakan perasaan semakin menjadi dan terancam untuk lebur dalam sebuah ketidaknikmatan. Satu situasi dimana mengangkat tangan menjadi satu perlambangan untuk menyerah, dalam membuatmu mengerti akan satu keadaan yang sedang kuhadapi. Satu kondisi dimana helaan nafas menjadi suara kekecewaan ketika letih selimuti diri dalam merasakan segala keperihan.

Ya aku lelah terhadapmu.

Aku yang terlalu yakin akan sebuah kepastian. Aku terlalu mengagungkan suatu keputusan. Aku terlalu meninggikan arti satu hubungan. Dan, aku terlalu memuja kamu menjadi sebuah guratan indah menemani aku di dalam kehidupan.

Ya aku terlalu.
Terlalu memujamu

Kenyataannya,

Lelahku terkombinasi dengan pendambaanku. Bagai tak tersentuh sedikitpun setitik asa untuk menyentuh relung terdalam hatimu. Bahkan, ujung terluar dari hatimu saja tak bisa tergapai oleh impian dan harapku.

Kamu terlalu jauh, kamu terlalu tinggi, kamu terlalu maha
atau
Kamu yang sengaja membuat itu semua takkan pernah aku dapat.

Apa yang harus kuperbuat?

Melepasmu? Bukan perkara mudah. Bukan masalah membalikkan perasaan.
Melepasmu? Adalah hal dimana aku harus belajar untuk pintar. Pintar dalam menyembunyikan rasa, pintar dalam membiaskan kesedihan dengan lengkung senyum, pintar dalam menutup segala kebodohanku mencintai dirimu.

Ya, aku harus melepasmu.