Pages

Tuesday, January 29, 2013

Sejuk, Nikmat, dan Ramah

Selamat sore. 17:34
Sedikit waktu yang akan terpakai ketika aku menuliskan surat ini.
Mencurahkan segala suka dalam hati untuk satu kota.
Kota yang sempat menjadi tempat aku berdiri, dan hingga sekarang selalu aku cinta untuk menyambangi.
Bandung.

Bandung,
Hampir beberapa kali dalam setiap tahun aku menghampirimu, tapi tetap saja rasa cintaku terhadapmu tak pernah pudar. Bosan? Sama sekali tak terlintas dalam benakku. Malah, rindu yang selalu menggerogoti diriku bila aku terlalu lama tak datang bersua di dalammu.

Bandung,
Di setiap sudut kotamu menghadirkan kesejukan. Hal yang sedikit berbeda dari yang aku dapati di Ibu Kota. Bukannya mau membandingkan, tapi tak bisa dipungkiri bahwa di Bandung lah dingin untuk menyejukkan diri selalu aku dapati. Kenyamanan yang kau beri lebih dari kepenatan yang Ibu Kota selalu tawarkan.
Wahai kota masa taman kanak-kanakku, walaupun sekarang tak sesejuk aku saat berumur 5 tahun dahulu, tapi tetap saja dirimu lebih adem dibanding kota Jakarta yang semakin membuat aku meleleh di tiap siangnya.

Bandung,
Nikmat! Kata yang pantas untuk aku sematkan. Dirimu selalu hadirkan pesona kuliner yang memanjakan. Lidahku seakan protes bila dalam satu hari tak menjajal makanan di dalam dirimu. Bandung, mulai dari Batagor pinggir jalan, Bubur ayam yang tiap pagi absen lewat di depan rumah dengan gerobak, dan makanan sunda prasmanan ala Restoran Ampera terpampang jelas mengundang gairah dalam menikmati kenikmatan makanan.
Asal kau tahu, papaku selalu protes kalau aku sedang ada di Bandung loh. Aku pasti akan selalu mencak-mencak bila aku tak menikmati Mie Kocok yang ada di Jalan Bungsu.
Hai kota kembang, dirimu benar-benar tahu memanjakan lidah dan perutku. Terima kasih.

Wahai kota kembang, sang kota legenda lautan api. Dirimu selalu buat aku jatuh hati. Keanggunan mojang bandung yang memikat hati juga buatku jatuh hati. Kau memberikan cinta yang berbeda dari para wanitamu, dan kesopanan yang khas dari para masyarakat sundamu. Kau mempunyai masyarakat cantik nan madani yang membuat hati ini selalu ingin kembali menghampiri kota ini.

Baiklah Bandung, sekian saja aku tuliskan surat cinta ini.
Toh, tak lama lagi aku pasti datang lagi kepadamu. Membawa lagi sebongkah hati untuk kau puaskan, dengan segala keramahan, kesejukan, dan jajanan-jajanan yang memuaskan.

Terima kasih Bandung, aku cinta padamu, sampai ketemu ya.

Ditulis dengan cinta

SC

1 comment:

  1. kalau aku ndak kenal kamu, pasti nyangkanya ini tulisan cewek. Khas sih, namun terlalu melankolia. :D

    bisa gak kamu nulis surat cinta yang hanya 100 kata?

    salam
    ikavuje

    ReplyDelete