Halo Adek Sins, @sinshaen
Saya memanggilmu adek karena umurmu lebih muda setahun dari saya, jadi kamu tidak bisa protes.
Okay, pertama - tama saya ingin mengetahui namamu dulu sebelum saya membahas suratmu.
Jadi, apa benar namamu Sins? Kamu tahu kan, Sins kalau di-Indonesia-kan berarti apa. Dosa, ditambahin "S" jadi Dosas. #halah.
Kamu bisa menjelaskannya dalam ranah burung biru ya nanti.
Baiklah, sekarang saatnya membalas suratmu.
@sunoesche merupakan akun twitter saya yang mungkin dengan sangat kurang kerjaan kamu sebutkan berkali - kali hingga pada akhirnya muncullah Christian Sugiono dan Suneo di dalam bayanganmu. Maka, untuk meluruskan bayanganmu itu, sebelum tersesat terlalu jauh. Izinkanlah saya untuk menjelaskan.
Ehm, baiklah, marilah saya jelaskan;
Suno adalah nama saya, dan esche merupakan singkatan dari nama saya, S(uno) dan C(hristiawan). Nah kalau dibaca kan jadi eSChe. Jadi digabung deh, dan terciptalah akun twitter bernama seperti itu (sumpah ini ga penting, abis).
Dan mengenai perihal bayangan yang muncul seketika kamu mengulang-ngulang menyebutkan nama akun twitter saya, ini penjelasan yang mungkin bisa saya sampaikan;
Kalau mengenai Christian Sugiono, merupakan hal baru bagi saya. Jadi saya kurang bisa menanggapi bayangan tersebut. Tapi kalau dibilang Vino G. Bastian, nah baru bisa saya menanggapi. Ya maklumi saja saya mengatakan itu, dikarenakan nama saya dengan beliau mempunyai rima yang sama. "No" dan "An"
Lalu mengenai Suneo. Bayangan ini merupakan bayangan yang salah. Karena jujur, perawakan saya sama sekali tidak mirip dengan teman Giant itu.
Iya, semakin tidak penting.
Akhirnya, sampailah ke pembahasan penting dan (mungkin) yang paling serius dalam surat ini. Okay, KOPI.
Anda penikmat kopi hitam garis keras, dan saya merupakan penikmat kopi susu. Kenapa saya bersikeras tidak suka kopi hitam? Karena kau tahu sendiri, kopi hitam itu pahit, dan lidah saya tidak terbiasa (dan saya tidak mau membiasakan) untuk merasakan rasa yang pahit tersebut. Nah, sebagai penikmat kopi juga, saya tetap tidak mau merasakan pahit, makanya saya memilih untuk mencampurkan kepahitan kopi dengan manisnya susu. Jadi bukan pahit saja yang diterima, tetapi ada rasa manis yang juga menggelitik di punggung lidah ini.
Ya sama seperti kehidupan, kalau kita terus merasakan pahit tanpa adanya manis, bisa - bisa kita mati berdiri diterpa segala macam cobaan - cobaan pahit yang tanpa ampun datang silih berganti.
Jadi seperti itulah alasan saya lebih memilih kopi susu dibanding kopi hitam.
Oh iya satu lagi. Kopi hitam warnanya terlalu gelap, hitam, seakan-akan kelam. Kalau kopi susu kan masih berwarna, masih ada kecerahan meneduhkan di balik kekelaman yang terasa mencekam.
Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan dalam surat saya kepadamu dek Sins. Jangan menilai surat ini dari struktur, tata letak, gaya penulisan, dan segala ke-riweuh-an lainnya. Nilailah surat ini sebagai perlambangan perkenalan dari saya sebagai tukang pos (pengganti)mu.
Mohon maaf bila ada salah - salah kata, ya namanya aja tukang pos kece, maklumin aja lah.
Tertanda,
Tukang Pos Kece,
eSChe
No comments:
Post a Comment