Pages

Saturday, February 15, 2014

Pelajaran Coklat

15 Februari 2014
Beranjak sehari dari Val's day

Dear Nona Kitty,

Hai. Sebelumnya aku mengucapkan selamat hari valentine untuk kamu sayang. Ya, aku memang tidak menyampaikan ucapan selamat kemarin, maklumi, kekesalan dan kekeraman badanku harus aku coba tahan dan tidak berbalas dengan semua rencana yang sudah aku persiapkan. Tapi, tak apa. Yang penting aku menjalani hari kasih sayang kemarin itu bersama denganmu.

Kau tahu sayang. Perjalanan kemarin tidak terlalu melelahkan sebenarnya. Perjalananku Cibubur-Depok-Bogor-Depok-Cibubur dan yang menurutmu tanpa hasil itu sebenarnya adalah hal yang biasa aku lakukan bila memang bertemu denganmu. Badanku memang harus mengakui segala lelah yang memeluk, tapi hatiku ini beriak gembira karena rindunya tidak perlu lagi sampai ke tingkat tiada tara.
Selalu ada rindu yang terbayar bila bertemu denganmu.

Oh iya, bagaimana dengan coklat yang aku berikan kemarin. Maaf, bila aku memberinya tidak romantis. Aku tidak memberi dengan bertelut sambil mengucapkan segala rentetan kalimat puitis ala-ala pangeran melankolis. Aku tidak se-romantis itu, kaupun tahu itu. Karena buatku coklat hanyalah sebuah perlambangan perayaan, bukan sesuatu yang harus disakralkan hingga memberinya pun harus dikhususkan.

Masih berbicara tentang coklat. Aku setuju dengan pendapatmu mengenai pahit dan manisnya coklat yang membuat banyak orang maniak terhadap makanan yang satu ini. Tapi jangan lupa sayang, coklat itu selalu mempunyai kesan yang mahal dalam strata dunia per-makanan. Kita tidak bisa memungkiri hal itu bukan. Menilik hal tersebut, marilah kita bawa kisah yang sudah kita rajut berbulan - bulan ini menjadi cerita berharga yang mahal dan berkesan bagi diri kita, keluarga, banyak orang, dan khususnya Tuhan. Jadi marilah kita buat strata hubungan kita pun semakin lama semakin mahal dan berharga.

Eits, kau tahu. Coklat juga bisa lumer, tapi lumernya itu bisa kita buat lagi menjadi bahan membuat makanan lain. Coklat yang lumer bisa kita jadikan susu, krim, ataupun selai roti. Nah dari perumpamaan itu, biarlah kalau cinta kita lumer, biar lumerannya bisa menjadi kebahagiaan bagi banyak orang. Seperti konsep yang diajarkan kepada kita, diberkati untuk menjadi berkat bukan?

Baiklah, mungkin itu saja yang bisa aku tuliskan dalam surat ini. Aku mau bercerita soal coklat saja dalam tulisan kali ini.

Oiya kamu jangan terlalu makan coklat juga. Nanti sakit gigi. :)) Dan juga karena suatu yang terlalu itu memang tidak baik.

Yasudah selamat menikmati coklat valentine dariku, dan selamat hari kasih, sayang. Masih banyak hari - hari kasih ke depan yang akan kita lewati.


Tertanda,

Tuan yang makan coklat lumer di pinggir jalan

No comments:

Post a Comment