Pages

Friday, February 21, 2014

Intisari RoboCop

21 Februari 2014

Dear Nona Kitty,

Pertama-tama aku ingin luruskan ada sedikit kesalahan dari pengertian yang kau ambil perihal surat terburu-buruku kemarin. Ya, aku akui terdapat kesalahan judul pada suratku. Dengan mengenakan kata "Tidak". Padahal isi surat singkat itu menjelaskan bahwa aku "Belum". Kau paham, mengenai "Tidak" dan "Belum" itu merujuk pada pembicaraan mimpi yang kau bahas hampir selama 3 surat belakangan ini.
Jadi untuk meluruskan pandanganmu, aku menyatakan bahwa aku BELUM memimpikan seperti apa yang kau impikan.

Baiklah, aku harap kamu mengerti penjelasan di atas, dan tidak menyangkakan lagi, kalau Tuhan kejam sekali kepadaku sampai-sampai tidak memberikanku "mimpi indah" tersebut. Karena seperti yang kamu ketahui dari suratku sebelumnya, aku ini pemimpi yang cukup ulung, jadi mengenai masalah mimpi-mimpian, aku kira merupakan anugrah yang Tuhan berikan padaku untuk bisa aku imajinasikan seluar-luar-biasanya. :)

Oh iya sayang, kau tahu. Kemarin kita habis nonton RoboCop. Detektif Murphy yang merupakan manusia diberikan tubuh robot. Alih-alih untuk menumpas kejahatan, malah teknologi tersebut disalahgunakan oleh pimpinan perusahaan yang hanya ingin mengeruk keuntungan. Oh iya, tidak, disini aku tidak akan membicarakan film tersebut. Yang ingin aku sampaikan disini adalah; Mengulas dari film tersebut, ternyata hal terpenting manusia ada dua: Pikiran dan Perasaan. Keduanya merupakan alat pengambil keputusan gubahan Tuhan yang luar biasa dahsyat.

Okay, lalu hubungannya apa dengan surat kali ini?

Tidak, jangan mendelik dulu. Jangan berpikir aku mau jadi RoboCop ya walau sebenarnya keren juga kalau bila seperti itu, dengan tubuh lengkap pastinya. Begini, kita berdua paham. Tuhan secara genetika sudah menempatkan perasaan dan pikiran kita di tubuh masing-masing dengan porsi yang berbeda. Kamu yang perasa tapi juga pintar, aku mungkin cuek tapi terkadang cerdas kalau lagi kepepet. Nah, kedua hal itu lagi-lagi merupakan modal besar untuk kita bisa saling mengerti satu sama lain loh.

Begini. Aku mungkin cuek, segala hal yang terlihat ribet biasanya malas aku pikirkan, bahkan aku cenderung lebih mencari jalur yang sederhana. Tapi, di balik semuanya itu, janganlah sampai kamu merasa bahwa aku mencueki kamu dengan perasaanmu yang luar biasa itu. Karena kau tahu, di balik kecuekanku, aku berpikir banyak cara sederhana tapi berkesan untuk menumbuhkan terus segala rasa-rasa bahagia di antara kita.
Nah, itulah penjelasanku di surat ini mengenai film RoboCop yang kita tonton kemarin.

Nah, sekarang aku mau bertanya kepadamu. Tadi aku sudah menjelaskan bagaimana dua elemen utama luar biasa manusia, pikiran dan perasaan bisa bekerja luar biasa dalam hubungan kita; Aku si cuek dan pinter kalau lagi kepepet ini, menggunakan dua anugrah Tuhan itu dengan sedemikian mungkin untuk perjalanan cerita kita. Kamu bagaimana, nona perasa dan pintar?

Ditunggu penjelasannya, dan bila memang kamu malas jawabnya, tak apa, cari saja film lain yang pernah kita tonton untuk dibahas dalam suratmu. Sederhana, kan? Iya dong, Tuan :p

Sudah dulu yaa, Ciao

Tertanda,

Tuan cuek dan suka kepepet

No comments:

Post a Comment