Pages

Thursday, February 7, 2013

Garuda di Dadaku

7 Februari 2013
Jam 16 : 49

Selamat sore kepada para pemain Timnas Indonesia yang terhormat beserta staf.
Apa kabar? Sudah bertolak dari Dubai pulang ke Tanah Air? Tak usah memamerkan tundukan kepala ketika menginjak Tanah Pertiwi ini, tapi tegakkanlah kepala dan busungkan dada, bahwa hasil kekalahan kemarin adalah hasil terbaik yang telah kalian berikan. Kalah terhormat adalah tema dari keberhasilan kalian membuat frustasi para pemain Irak yang level FIFAnya jauh di atas kalian. Hanya kalah 1 poin para abang, om, dan mas pembela Panji Garuda.

Kalian pahlawan negara ini. Kalian berjuang keras untuk tetap bertahan di pertandingan Pra Piala Asia group C, dikeroyoki oleh raksasa - raksasa Asia macam Irak, Arab Saudi, dan China. Kalian masih bertaji untuk tetap berkompetisi, di tengah kekalutan dan ketidakjelasan sepak bola Indonesia. Kalian masih bernyali di tengah kelimbungan para petinggi sepak bola dalam negeri yang hanya mementingkan ego diri sendiri. Kalian adalah korban orang - orang sok hebat yang membawa hegemoni kecintaan rakyat sepak bola Indonesia ke pentas Asia.

Wahai Irfan Bachdim cs. Perjalanan baru dimulai. Pertandingan pertama melawan Irak adalah langkah awal. Tetaplah kuat dan semangat. Pertandingan kemarin membuktikan bahwa kalian bisa bertahan menahan gempuran sporadis ala Timur Tengah. Terbukti Mr. Diego pelatih Timnas Irak memuji kedisiplinan permainan kalian. Berbanggalah! Kalian dapat menahan tim sekelas Irak lebih dari 1 jam.
Frustasi dan cemas meliputi garis wajah ala sheik tersebut, hanya sedikit kesalahan fatal saja yang menjadi gol tunggal pertandingan kemarin yang menjadi hadiah mereka.
Tak apa, prestasi baru kalian ukir di Dubai sana. Kalah hanya 1-0 menjadi catatan tersendiri bagi sepak bola Indonesia.

Timnas Indonesia. Para pemain bertalenta hebat kepunyaan Merah Putih. Tetaplah berjuang menerbangkan Garuda setinggi langit.
Hai Andik dan Okto teruslah berlari kencang menyusuri sisi lapangan.
Hai Irfan Bachdim pintar - pintarlah mencari celah untuk membobol gawang lawan.
Hai mas Wahyu dan Handi Ramdan, tetaplah kuat menjaga pertahanan Indonesia.
Hai bung Endra Prasetya tetaplah hebat di bawah mistar menjaga keperawanan gawang Timnas Indonesia.
dan kepada semua pemain lain beserta staf. Tetaplah hebat kalian membawa martabat Indonesia kembali ditakuti di ranah persepakbolaan dunia.

Yang terakhir, aku memohon dan meminta. Kepada para petinggi sepak bola Indonesia. Kepada bapak - bapak berdasi dan berduit. Sudahlah, turunkan ego dan kepentingan diri sendiri. Jangan cuma berpikir untuk wajah dan perut pribadi, tapi sadarlah bahwa wajah sepak bola dan kebanggan Indonesia yang kalian urusi. Jangan buat masalah lagi. Sadarlah dan kembalikan sepak bola negeri ini ke jalan yang benar.
Kami merindukan Timnas Garuda terbang lagi! Timnas Merah Putih berkibar lagi! Kami ingin Indonesia berjaya lagi! Di pentas sepak bola dunia ini!

Demikian surat cinta saya kepada para pemain timnas dan para pejabat berdasi pengelola sepak bola negeri ini

Garuda di Dadaku!

Yo ayo, ayo Indonesia, ku yakin, KITA PASTI MENANG!

SC

1 comment:

  1. sejak aku kumandangkan tentang kegemaranmu pada bola, kamu semakin menggila terus menulis tentang mereka ya :D
    bagus, teruskan ciri khasmu ini..
    aku tantangin lagi kamu nulis surat cinta pada permainan kesukaanmu saat masih kecil mau gak? heheh :D


    salam
    ikavuje

    ReplyDelete