Pages

Sunday, December 16, 2012

Maaf

Maaf!
Terlihat sederhana, tapi..., kepelikan yang terasa dalam ucapan itu sebenarnya yang menggelayut seenaknya memeras hati. Aku merasa tak nyaman.

Maaf!
Bukannya aku menggampangkan, tapi..., aku hanya mencoba menyelami apa yang sanubari katakan. Dirinya berbisik pelan, untuk segera hentikan sebelum semuanya tak terselematkan. Aku hanya mengikuti instruksi hati.

Maaf!
Kau kira aku ingin?
Tidak sama sekali! Aku tak mau!

Maaf!
Bulir air mata yang mengalir pelan menuruni pipimu. Ciptakan nyeri maha dahsyat terasa di lekuk - lekuk perasaan yang tak tega untuk hadapi kenyataan. Maaf! Aku pun rasakan pedih yang sama.

Maaf!
Tak dapat lagi aku ucap apapun. sepertinya.
Maaf aku berkata maaf!

No comments:

Post a Comment