Pages

Sunday, January 29, 2012

Surat 5 Menit

Kepada jarum jam yang seakan menyerangku ke sudut perasaan

Please stop sejenak!
maafkan aku membentakmu di awal surat ini. Tapi asal kau tahu aku paling tak suka bekerja dalam tekanan. Apakah kau bisa berhenti sejenak? Aku perlu ketenangan untuk menuliskan ini semua.

*Melihat Jam*
Oh damn, kau masih saja berputar. Oh, baiklah kalau begitu. Terserah kamu saja, aku tidak tahu entah apa maumu.

Okay, waktu. Kau tahu sendiri bahwa hari ini aku terlalu sibuk. Bahkan aku sendiri tidak bisa membagi waktu sama sekali. Okay, itu bukan pengecualian yang masuk akal. Tapi, please lah. Berikan aku waktu untuk menulis surat ini kepadamu dalam ketenangan. Aku perlu waktu yang lebih lama lagi untuk bisa mendapat inspirasi.

Aduh, kau masih saja terus berputar. Kau malah memaksaku untuk membuat jari - jari ini berlari. Kamu tahu kan, aku sudah berlari selama 1 jam penuh di lapangan futsal. Kakikuu letih, masa kau sekarang buat jariku sependeritaan dengan kegetiran kaki lemah ini.

Okay, terserah kamu sajalah. Aku tak tahu kenapa kamu tak mau mengerti. Aku hanya minta sesaat dari dirimu, tapi kau tak memberikannya. Kalau begitu apa boleh buat. Kau saja sendiri yang mengatur, aku tak mau ikut terlibat lagi dalamnya.

Surat ini sekian kepadamu sang waktu. Jarum jam kamu tak mau berhenti. Jadi anggap saja surat yang kubuat selama 5 menit ini bisa puaskanmu.

Maaf ini bukan surat cinta! Ini surat protes.!

No comments:

Post a Comment