Hai kisah yang tak pernah terjadi.
Apa kabarmu?
Tersenyum ragu mungkin jawabnya. Di samping kau sendiri tahu bila aku menyadari apa yang terjadi. Hanya sekedar pertanyaan kasual yang terlontar, untuk mencari alasan untuk membuka topik.
Bagaimanapun itu aku sudah mencoba.
Kembali untuk berkata, walau tak cukup untuk berbicara.
Setidaknya aku mencoba, kan? :)
Terakhir bersapa hanya ada lekukan bibir. Acuh yang seakan mengherankan melahirkan kejanggalan. Kita memang pernah terbiasa dalam kebisuan. Tapi, setelah "saat itu", aku rasa permainan tanpa suara sudah tak bisa lagi jadi acuan pertemuan.
Tapi biarlah, "paksaan" sudah terlanjut menutup kesempatan untuk lebih dapat menyatakan kalimat hati lagi bukan?
Seumpama berlari kencang, tapi sadar hanya berdiri di tempat.
Stagnan tanpa perubahan.
Permainan tanpa kata membuat lelapku tak nyaman. Bagai beristirahat di kumpulan kapas yang buatku tak tenang. Takut terjatuh.
Mimpi tidurku juga tak seindah biasanya. Entah kenapa? Biasanya ada kumpulan cerita yang bisa aku bawa di saat aku terjaga. Tapi semalam? Kau datang, entah untuk apa.
Tak bisakah kau lepaskan. Kau sudah memilih. Kau juga sudah menyalahkan aku untuk sesuatu yang tak kubuat. Tapi kau datang lagi. Kau mau mengadiliku lagi?
Semalam, entah untuk apa kehadiranmu. Aku tak mengerti, dan aku tak mau mengerti. Cukup saja ya. Mungkin bisa hanya sebatas mimpi. Karena garis sudah tertarik, dan aku tak bisa untuk mengulangnya lagi. Maaf saja, cuma untuk sebatas kata. :)
No comments:
Post a Comment