Pages

Saturday, August 24, 2013

Permintaan Terakhir

Alley ini sebenarnya tidak terlalu panjang, tapi entah langkah kakiku terasa sangat perlahan dan memberatkan. Sisi - sisi gang ini seperti makin menyempit, langit malam pun seakan ingin menghilang temaram rembulan dengan menyembunyikannya di balik awan - awan pucat. 12th street semakin dekat, aliran darah dari kepala ke kakiku semakin deras, dan denyut jantungku serta tarikan nafasku entah semakin tak karuan. Aku tak takut, hanya bersiap untuk menghadapi segala akhir dari segala pencarian yang sebentar lagi akan ditampilkan.

Ujung gang sudah terlihat jelas di mataku, tak sampai sepelempar batu jauhnya plang jalan bertuliskan 12th Street berada di depanku. Apa yang sudah menantiku? Atau apa yang akan aku hadapi di simpang gang ini.

12th Street.

Aku menengok ke kanan dan ke arah sebaliknya. Tak ada suatu apapun, hanya tiang - tiang lampu jalan yang menghampar dari sudut tak terlihat di seberang sana hingga ke ujung lainnya yang berlawanan, barisan - barisan gedung yang hampir sebagian besar sudah mematikan lampu penerangan, dan...

***

Aku menghentikan pengamatanku. Dari balik gedung nomor 3 di kananku terlihat sepasang siluet. Satu bayangan dengan lady gown serta didampingi dengan bayangan yang terlihat memakai setelan tux beserta fedora yang menghiasi.

"Halo, Sir. Que estas haciendo?," tanya satu sosok di balik gedung nomor 3 disertai dengan tepuk tangan.
"Me conoces Alexis. I'm always fine!,"

Aku menyiagakan perhatianku terhadap bayangan siluet tersebut. Jelas siluet berstelan jas tersebut adalah Alexis, dan dengan penuh keyakinan pasti sesosok lainnya adalah Cassandra. Bayangan tersebut terlihat seperti Alexis menahan Cassandra dengan tangan yang terikat ke belakang.
"Baguslah! Apa yang membawamu kemari, Sir? Kenapa kau tidak datang ke La Cognac's?," tanyanya kembali dengan sedikit tawa sinis.
"Oh come on Alexis. Be gentle. Jangan bersembunyi!,"

Mendengar hal itu siluet tersebut mulai melangkah. Dua bayangan itu mulai keluar dan menampakkan siapa sosok aslinya. Diawali dengan Cassandra yang muncul di depan setelah didorong dengan kasar oleh Alexis.

"Hei! Don't push the lady!," geramku ketika sosok Alexis keluar dengan memegang ikatan tangan Cassandra.
"Hei Sir!," sapa Alexis yang kini terlihat memuakkan bagiku.

Kedua orang di hadapanku ini terlihat di mataku. Mereka berdiri tepat di bawah sinar lampu jalanan di sisi kananku. Tak jauh jarak yang terbentuk antara aku dan mereka, hanya berjarak 3 gedung.
Cassandra nampak ketakutan dan Alexis yang ada di sampingnya terlihat sangat menikmati peran antagonisnya terhadap tunanganku.

Aku mencoba mengontrol emosi, berpikir untuk membuat suatu negosiasi yang tidak membahayakan Cassandra.

"You know Sir. I love your fiance! And you have to let her for me," teriak Alexis membuyarkan ketenanganku.

Aku memicingkan mata mencoba untuk terus melihat gelagat yang dilakukan Alexis terhadap Cassandra.

Maniac! makiku dalam hati. "You drunk, Don," ujarku mencoba untuk tetap menguasai keadaan sembari melangkah perlahan mendekat.

***

Aku mendekatkan diri selangkah demi selangkah. Satu gedung sudah kulewati sambil tetap berdiskusi dengan Alexis yang terlihat hilang kontrol atas dirinya sendiri.

"Stop there, Pendejo. Don't move again!,"

Aku tak mengindahkan ucapan Alexis, aku terus melaju perlahan untuk memangkas jarak yang ada.

"Stop or I'll shoot her!!!," tegas Alexis dengan mengeluarkan .38 Special ditodongkan di kepala Cassandra.
"A'ight. I'm stop, Don!," pekikku ketika mendapati ancaman Alexis diikuti 2 langkah ke belakang.

Alexis sudah tak bisa diajak berdiskusi. Dia sudah kehilangan kesadarannya dan dikuasai oleh nafsu serta emosi. Aku membutuhkan bantuan untuk melepaskan Cassandra dari Alexis. Aku tak bisa melangkah lebih jauh lagi, keamanan Cassandra berada dalam titik terendah.

"Apa yang kau mau, Don?! Apa yang kau minta?!," teriakku lantang mencoba mencari tahu.
"Apa yang aku minta?," Alexis balas bertanya kepadaku. "I want you to leave and let Cassandra for me! Itu yang aku mau!,"

"Aku mencintai Cassandra, Downey!...,"
 Alexis berbicara panjang lebar mengenai perasaan yang dia rasakan kepada Cassandra. Dia menceritakan seluruhnya, hingga Pedro Cabral. Ia mengingatkan tentang genggamanku yang terlepas untuk menyelamatkan Cassandra hingga akhirnya dia hilang di tengah lautan. Lalu dia jelaskan bahwa ternyata Cassandra masih hidup dan kini tinggal dalam perawatan Belucci's.
Dia tak bisa menyatakan perasaannya terhadap Cassandra, karena Cassandra selalu membawa namaku di dalam setiap obrolan mereka. Hingga akhirnya aku datang ke York, dan terjadilah peristiwa beberapa hari belakangan ini.

"... Apa sudah jelas semuanya, Sir? Kau tidak pantas untuk Cassandra," Alexis menutup penjelasannya.
"I'm sorry for everything, but I love Cassandra more than you, Alexis!," balasku dengan keras menyaingi segala kalimatnya yang mencoba memojokkanku.

Alexis tetap dalam kekukuhannya.

"Ada permintaan terakhir, Sir?," kata Alexis dengan tatapan dingin mengarahkan revolvernya kepadaku. "Aku harus membunuhmu sepertinya untuk mendapatkan Cassandra seutuhnya," lanjutnya dengan sinis.
"Aku...,"

***

*Dor... Dor* 2 letupan senjata terdengar.

Cassandra menangis.

***

Aku menjawab pertanyaan Alexis mengenai permintaan terakhir.
Aku hanya meminta Cassandra kembali bersamaku. Tanpa dia harus menangis seperti ini.

No comments:

Post a Comment