Pages

Tuesday, January 31, 2012

Hi My First MVP

Surat ini untuk kamu yang pernah ada untukku sekitar 7 tahun lalu

Ini untukmu MVP. Aku tak akan menyebutkan namamu. Bukan karena aku ingin melupakanmu, ataupun aku tak mau lagi memanggil namamu. Tapi, biarlah singkatan itu yang menjadi penanda bahwa kau pernah ada di liku cerita hatiku. Biarkan semua itu menjadi kenangan, yang selalu buatku tersenyum, tanpa harus memintamu untuk kembali mengulang cerita yang telah lalu.

Sudah sekitar 7 tahun ya sejarah cerita cinta itu. Kalau dihitung dari masa sekarang, kisah kita dirajut pada saat memakai seragam putih merah. Kalau dipikir-pikir, sepertinya aku terlalu cepat dewasa mengenal sebuah cinta pada umur sedini itu. Kelas 6 SD. Entah kenapa aku bisa seperti itu. Padahal kalau kaset memori kehidupan bisa diputar ulang. Pada saat itu, di SD tersebut, statusku adalah seorang pangeran yang banyak sekali mendapat pujian. Aku bukan berniat untuk sombong. Tapi itu kan kenyataan. Aku masih ingat koq wali kelas 5 aku mengatakan aku "Ganteng," wali kelas 4 ku juga berkata hal yang sama. Banyak kan fakta yang tak bisa dipungkiri. Tapi walaupun seperti itu. Sesosok "Pangeran SD"pun bisa jatuh cinta juga kepada "Malaikat" tanpa sayap berkostum putih merah. Kamu tak usah nengok ke kiri atau ke kanan. Malaikat itu kamu!

Ada-ada saja ya. Masih bocah ingusan saja sudah ditembak panah asmara sama Cupid. Entah Cupidnya salah sasaran, atau memang Cupidnya benar-benar ditugaskan oleh dewa cinta.

Aku masih ingat perasaanku pada kamu dimulai pas kelas 5 sd. Dan di saat aku punya perasaan cinta tersebut. Spontan, nilai-nilai akademisku ikut merosot. Tapi tak apa, aku masih bersyukur mengenal kamu yang mengajarkan aku apa artinya rasa suka. Seperti kata orang, semua butuh pengorbanan. Karena aku suka kamu, mau ga mau nilai akademisku jadi korbannya.
Aku mulai lirik-lirik kamu. Sebenarnya bukan aku yang lirik kamu, tapi mata aku aja yang terkadang nakal tak mau kehilangan sosok dirimu. Lalu, aku mulai malu-malu bila berhadapan denganmu. Entah kenapa, tapi alibiku adalah : Aku orangnya emang pemalu. Terus di saat kita duduk semeja, bersebelahan. Entah kenapa lenganku ini tak mau diam, serasa ingin bergerak melingkari lehermu dengan modus akhir merangkul. Sungguh ini bukan mauku, tapi itu keinginan hati. Tak dapat aku tolak.

Entah apa yang mendasari hal itu semua. Lirikan, perasaan malu, ingin merangkul, rasa suka, dan perasaan aneh lainnya terhadapmu. Sungguh, jujur, bukan aku penjahatnya. Aku seperti memiliki dua pribadi bila berada di dekatmu. Dan asal kamu tahu, pribadi yang lainnya itulah tersangka utamanya.
Tapi, kalau dipikir-pikir. Segala macam tindak-tanduk yang aku lakukan terhadapmu, bila diingat-ingat kan kamu respon dengan senyum tanda setuju. Kamu menerima, bahkan kamu menyukainya juga kan? Iya deh, ngaku. Pipi kamu kan selalu merah di saat aku melakukan tindakan cinta terhadapmu.

Naik 1 tahun kemudian, pas di kelas 6. Gerakan frontalku agak sedikit menurun. Bukan karena cinta semu yang aku rasa itu beralih, tapi ini semata-mata wali kelas 6 kita yang agak sedikit tegas. Dia membatasi ruang lariku untuk mendekati hatimu. Aku tak mau dimarahin sama pak guru cuma buat nyari perhatian kamu, maaf ya.

Di akhir cerita masa sd masih ingatkah kamu dengan sms penyataan perasaanku yang sepertinya kedengaran bodoh. Tapi, sebodoh-bodohnya aku. Kamu terima cinta aku, dan ya kita pacaran via sms. Pacaran gaya anak kecil. It's a stupid funny love, I think. Haha

Hai MVP. Mungkin itu kisah yang bisa aku ketik dalam surat ini. Kalau memang ada kurangnya bisa kamu tambahin koq.
Terakhir kali aku lihat kamu. Kamu sudah menjadi malaikat dewasa yang sudah semakin cantik, dan sepertinya sudah punya sayap. Tenang saja, pujian malaikat itu hanya pujian koq. Tidak ada modus apa-apa. Toh, pangeran sd dahulu kini sudah menjadi dewasa dan telah menemukan putri hatinya.

MVP, bila kau membaca ini. Aku hanya berterima kasih. Atas cinta pertama yang telah kamu rangkai di sehelai kertas cerita hidupku. Mungkin dahulu adalah cinta main-main anak sd. Tapi bagaimanapun itu, harus diakui. Bahwa kamu adalah memori indah yang pernah ada di hidupku. Thanks once more.

Best Regard For You, My ( Monkey ) Love. MVP!

No comments:

Post a Comment