"Tidak usah panik, Sir. Aku tak akan menidurimu lagi,"
Wanita di hadapanku ini mulai berbicara. Senyum dan kerlingan matanya yang khas sempat membodohiku, aku dikerjai habis - habisan di daerah kekuasaan milik keluarganya. Sekarang apalagi yang menghalangiku untuk menegaskan gestur waspada di hadapannya ? Ditambah secara tak terduga dia datang menghampiriku di tempat yang hanya berjarak satu blok saja dari St Clara.
Dimana juga Alexis ? Kenapa tiba - tiba menghilang dari tempat dia seharusnya memperhatikan keberadaanku. Apa lagi yang dia rencanakan ? Apa ini rencananya ? membawa Cindy di hadapanku ? Untuk dikerjai lagi ? Mana Cassandra ? Banyak pertanyaan berkecamuk di pikiranku.
"Takdir mempertemukan kita lagi, Sir. Atau memang kau yang tak bisa jauh dariku semenjak kita bertemu ?," ucap Cindy genit mencoba meruntuhkan benteng kewaspadaanku.
"Bagaimana kau bisa tahu aku ada disini, Lady ?," tanyaku penasaran.
"Para Belucci's ada di seberang sana, Sir," balasnya sambil memainkan matanya menuju ke seberang 85th Street, "Apa aku harus menjelaskan lebih detil lagi ?," godanya sambil mengedipkan mata.
"Okay, I see. Lalu apa tujuanmu kesini ? Lagipula ini bukan Belucci's territory, Cindy,"
Aku mencoba sebisa mungkin menyembunyikan kekalutanku. Sambil terus melihat ke sisi - sisi luar restoran memperhatikan para Belucci's yang mungkin bersembunyi di suatu tempat menjaga putri kesayangan boss mereka, ataupun seseorang yang tiba - tiba saja datang mengajakku pergi dari ruangan ini. Siapapun atau apapun itu tolong buat aku angkat kaki dari sini, aku benar - benar tidak nyaman di depan wanita yang pernah mengerjaiku ini.
"Buat apa aku mementingkan daerah kekuasaan hanya untuk mengantarkan pesan dari Cassandra untukmu, Sir ?,".
Cassandra ? Dia menyebut nama Cassandra. Kontan segala sarafku memusat untuk mendengar segala hal - hal yang akan segera dia nyatakan mengenai orang yang sedang menjadi fokus pencarianku selama 2 hari ini, semenjak aku melihat dengan jelas orang yang aku kira telah tiada tersebut masih menunjukkan keberadaannya.
"Dimana dia ?! Apa yang kalian perbuat padanya ?!,".
***
"Cassandra mencarimu, Sir,"
"Apa maksudmu ? Dimana dia ?," kejarku tanpa ampun mencoba mendapatkan informasi sebanyak mungkin.
"Chill, Sir. Aku datang kesini hanya untuk menyampaikan pesan kepadamu. Dengarkan baik - baik !,"
Cindy bersikap tenang, sedangkan aku terlihat memburu. Kami berdua saling bertahan dengan sikap dan tujuan dalam pertemuan tak terkira ini. Pesan apa yang sampai harus diperantarakan oleh Cassandra kepada seorang Cindy ? Kenapa tidak langsung disampaikan saja langsung oleh Cassandra ? Apa dia tak mau bertemu denganku ? berbagai pertanyaan timbul di benakku.
"Ini tentang Pedro Cabral, dan ini tentang kau dan Cassandra," ujar Cindy tetap dengan ketenangan luar biasa mengucapkan inti pesan yang akan dia sampaikan.
Aku berdeham, "Baiklah, sampaikan sekarang !," ucapku sedikit melonggarkan kewaspadaanku.
Aku berdeham, "Baiklah, sampaikan sekarang !," ucapku sedikit melonggarkan kewaspadaanku.
"Sorry, Sir. Tidak disini,"
"Apa ?! Kenapa tidak ?!," aku sedikit menaikkan nada suaraku mencoba untuk memaksa.
"Clairea. Disana tidak ada yang memperhatikan dari kejauhan seperti seseorang disini. Bila memang kau ingin tahu, datanglah !,".
"Apa maksudmu ? Siapa yang memperhatikan ?," selidikku.
Cindy tidak menjawab. Dia hanya memberikanku selembar foto berwarna sephia tepat di samping piring Carpaccioku. Melengkungkan senyum indahnya dan berdiri dari kursi di hadapku. Cindy keluar dari Momma's Rest.
Aku memperhatikan foto yang Cindy berikan. Tampak sosok Cindy beserta seorang wanita di sampingnya. Mereka berdua sama - sama tersenyum ceria dalam gambar sephia ini. Layaknya dua wanita bangsawan yang sedang berjalan - jalan di tengah kesibukan kota York, dengan sebuah payung di tangan seorang wanita yang sangat aku kenal wajahnya, Cassandra. Ini foto Cindy dan Cassandra. Aku menghela nafas mencoba untuk mencari oksigen masuk ke dalam tubuhku.
"Sir Downey !, ada telepon untukmu," ucap seorang pelayan yang tahu - tahu sudah ada di samping mejaku.
***
"Halo, Sir. Ir rapidamente a partir de ahi," titah seorang di ujung telepon sana menyuruhku untuk segera pergi dari restoran.
"Alexis ! Dimana kau ?! Kenapa kau hilang ?!," tanyaku bertubi - tubi.
"La Cognac's, now ! Aku bersama Cassandra !,"
Aku diam.
Spontan gagang telepon aku kembalikan ke tempatnya. Aku mengakhiri pembicaraan dengan Alexis tepat dia menyebutkan nama Cassandra.
Aku memijat keningku. Aku kembali ditampar oleh dilema yang sangat tidak aku inginkan.
Mendengarkan kejelasan pesan atau menjemput suatu pertemuan ?
No comments:
Post a Comment